Page 43 - 9 dari Nadira
P. 43
l:ieilo ,§. Chudori
dari kesemrawutan dunia-yang tengah melepas diri dari
banalitas di bumi; yang membuat semua kegiatan di bumi
D
terhenti hanya untuk beberapa detik. i a hanya mendengar
sayup-sayup suara Lou Reed d i dalam tape mobil. Hanya
bunyi rem yang bercericit yang akhirnya membangunkan
Nadira dari terbangnya.
"Sudah s a mpai. .. ," Tara berbisik ke telinga Nadira.
Nadira sungguh merasa bibir Tara sud ah hampir menyentuh
telinga kanannya. Tetapi begitu dia membuka matanya,
aneh. Tara tampak duduk di belakang setir: dingin dan
kaku seperti biasa.
Nadir a menoleh: Daisy Nursery. Dan dia melihat suatu
pemandangan yang tak pernah terbayangkan. Beratus
ratus atau mungkin beribu keranjang bunga seruni tampak
membungkus toko bunga dan perkebunan itu. Di mana
mana, d i mana-mana. Nadira terbelalak. Tiba-tiba saja
ada gelombang air yang menyerbu tenggorokannya dan
dadanya. Dia merasa ada sebuah dam yang selama i n i
tertahan dan membludak. D i a menoleh melihat Tara yang
tengah memandangnya. Mata Tara, yang selama ini selalu
dingin dan hanya berisi perintah itu kini tengah berkata:
bunga seruni untuk I bu.
Pada saat itulah ombak itu kembali bergulung-gulung
mendesak dada Nadira. D i a tak bisa menahannya lagi.
Nadira menangis tersedu-sedu. Air matanya mengalir tak
berkesudahan.
****
Jakarta, 31 Januari 2009-Maret 2009