Page 46 - 9 dari Nadira
P. 46

l:ieilo g,.  Chudori





                       Kali ini volume suara  Nina m e n g g e / eg a r ,  merangsek
                 gendang t el i n g a   Nadir a.
                        H N g aku ... ,  kamu menruri uang b e l a n j a   Y u   Nah? /ya?

                 Kamu menruri? Ngaku!!"
                        HUangku,  Y u !  Uangku, N Nadira m e n j a w a b ,   air matanya

                 berlinang-linang  bercampur  dengan  air  jamban  d a n
                 kencing.
                        HMana mungkin kamu punya  uang sebanyak itu.  /bu
                  tak  pernah  memberi  uang  saku  sebanyak  itu.  B o h o n g !

                  B o h o n g ! N
                       Nina k e m b a l i  memasukkan k e p a l a  adik bungsunya itu.
                  Lagi, l a g i ,   dan lagi ... hingga akhirnya Nadira ingin se k a l i

                  tenggelam selama-lamanya ke dalam jamban.

                                                    ***


                  Mata Nina mengikuti aliran warga New York yang tak henti­
                 hentinya  mengalir  seperti  air  bah.  Para  pekerja setengah

                 berlari seolah kantornya akan menghilang disapu angin jika
                 mereka tidak datang tepat waktu.  Para pekerja perempuan
                 mengenakan  rok,  blazer,  dan-ini  khas New Y o rk-sepatu

                  kets yang  nanti  pasti  akan  diganti  dengan  sepatu  berhak
                 lima sentimeter saat mereka tiba di gedung tinggi pencakar
                 awan. Lalu para pekerja lelaki, mengenakan jas dan celana

                 serta dasi, membawa segeas kopi. Sebagian menghilang ke
                 bawah  kerajaan  s u b w a y ;  sebagian  berdiri  di pinggir jalan
                 berebut taksi.
                       Nina  melirik  arlojinya.  Dia  masih  mempunyai  35

                 menit bersama Ruth Snyder  untuk berkeluh-kesah. Tetapi
                 hari itu Nina tak ingin mengungkapkan bab  masa lalunya
                 dari lemari dendamnya. Biasanya, 60 menit bersama Ruth

                 Snyder tak pernah bisa memuat seluruh lautan  si   hati Nina
                                                                           i
                 yang membludak. Kali ini, Nina terdiam. Masa kecil mereka
                 di Jakarta berkelebatan, keluar-masuk dalam ingatannya.


                                                   1;7
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51