Page 51 - 9 dari Nadira
P. 51
,Nina don ,Nc1dira
"Hai, Nadira!"
Suara Gilang tak terlalu nyaring, tapi Nadira hampir
meloncat dari kursinya karena merasa tertangkap basah
saat dia mengintip dengan ekor matanya.
"Ya, Mas .. ."
Gilang melambai-lambaikan tangannya agar Nadira
datang menghampiri mereka. Gilang dan perempuan sintal
berambut terurai hingga pinggang. Nadira membereskan
buku kedalam ransel lalu berlagak tersenyum menghampiri
mereka.
"Mia, ini Nadira, wartawan m a j alah T er a . Nadira, ini Mia,
cal on penari untuk koreografiku yang terbaru. D i a akan
menjadi Ken Dedes."
Nadira langsung menjabat tangan M i a dengan sopan.
M i a yang bertubuh sintal itu menyambut tangan Nadira.
Setelah mereka berbicara dan tertawa kecil dan saling me
megang lengan dan leher, akhirnya Gilang terlepas dari ge
lungan M i a , sang penari bertubuh s intal berambut terurai
hingga pinggang.
" A y o , masuk, Nad ... ," Gilang membuka pintu ruang
studionya lebih lebar. Nadira sudah mengenal studio
tempat Gilang berlatih dan bermeditasi. Gilang Sukma
d
adalah salah satu narasumber i masa awal Nadir a menjadi
reporter majalah T er a. Meski Nadira lebih banyak diputar
ke rubrik kriminalitasdan politik, setiap kali Gilang Sukma
akan mementaskan karyanya yang terbaru, Nadira pasti
ditugaskan mewawancarai koreografer itu.
Ketika mereka duduk bersila, saling berhadapan,
Nadira hampir saja melontarkan pertanyaan yang sejak tadi
d
bertengger i kerongkongannya:
"Apa yang sedang kau lakukan, Mas? Apakah kamu
masih milik Yu i n a ? "
N
Tetapi Gilangyanggagah, itampan, gondrong, dan karis-
42