Page 56 - 9 dari Nadira
P. 56
l.:ieilo g,. Chudori
biasa me/a hap makanan apapun-kalau perlu kursi goreng
pun akan d ia t el a n-hanya mengorek-ngorek ikan pepes
itu tanpa gairah. Bram berhasil m e n y o d o k makanan itu
ke mulutnya, meski ia tengah berpikir, sedangkan Kema/a
sibuk menyorong piring /auk kepada suaminya, Nina,
Arya, d a n Nadira.
"Gilang seorang perayu, Yu Nina! Dia bukan le/aki
yang setia."
Nadir a terkejut o l e h ucapannya yang meluncur begi
tu sa j a dari mulutnya, tanpa kontrol, tanpa se n so r . T e r
dengar suara denting se n d o k dan garpu. Arya melipat
kedua tangannya dengan wajah pua� d ia memandang
kakaknya.
"Bukan cuma perayu, Yu Nina. Dia tukang kawin.
Tukang kawin. Y u Nina akan m e n j a d i istrinya yang k �
empat... T i g a istrinya d i c e r aikan hanya se t e l a h b e b e r a p a
tahun d i a menikah, N Arya t a k tahan lagi mengeluarkan
fakta-fakta tentang Gilang Sukma yang sebetu/nya sudah
diketahui seluruh dunia.
"A rya, Nadira ... : Kemala mengeluarkan suaranya
yang dingin. lni nada suara yang paling ditakuti o / e h k�
tiga anak-anaknya. T a p i nampaknya Arya dan Nadira s u
d a h nekad melalui garisyang dibentangkan ibunya.
" B u , beberapa kali aku wawancara Gilang di s t u d i o ,
selalu sa j a ada perempuan yang ... #
" N a d i r a!"
Kali ini Bram mengeluarkan suaranya yang berat.
Nadira terdiam. Dia baru menyadari Nina menunduk dan
terisak. Nadira baru menyadari orangtuanya m e n c o b a
m e n j a g a harga d i r i kakaknya.
Sayur asem dengan kemiri giling yang dahsyat itu
nampaknya sudah mulai dingin; ikan p e p e s dan samba/
t o matjuga menggeletak begitu saja di ataspiring. S e luruh
47