Page 49 - 9 dari Nadira
P. 49
,Nina don .Nc1dira
Ruth mempunyai sebuah buku sakti yang berisi semua
catatan pasiennya. Buku sakti itu tebal dan bersampul kulit
itu selalu dipangku sambil mendengarkan pasiennya yang
lazimnya tiduran i so fa panjang di hadapannya. Nina ada
d
lah salah satu pasiennya yang jarang menggunakan sofa
itu. i a lebih suka berdiri di muka jendela dan memandang
D
keluar, menyaksikan New York di pagi hari.
"Kenapa tidak?"
"Saya merasa lebih bersalah pada b u."
l
"Kenapa? Kamu menyiksa adikmu; menuduhnya men
curi uang. Kamu berutang pada adikmu. Kenapa kamu me
rasa bersalah pada ibumu; bukan pada Nadira?"
"Ruth, saya pasti banyak melakukan kesalahan dalam
hidup ini. Tapi ada satu peraturan dalam hidup saya: saya
mencoba untuk tidak mengecewakan orangtua saya. Saya
mencoba menjadi anak sulung yang baik. Karena itu, saya
merasa bersalah pada I bu, karenasayatelah mengecewakan
I bu. Karena I bu selalu ingin saya menjadi kakak yang me
nyayangi dan merawat adik-adik ... "
"A re you?"
Nina kini duduk d i so fa dan bersender. "Saya tidak
tahu, Ruth. Tapi yang jelas. saya tak pernah bisa meminta
maaf pada Nadira."
"Bagaimana perasaanmu?"
Nina mengangkat bahunya, seperti tak peduli. Tetapi
Ruth Snyderterlalutahu Ninayangtengah menyembunyikan
perasaannya. "Saya hanya tahu, peristiwa itu sudah lama
saya hapus dari lemari ingatan saya. Saya tutup, saya kunci,
dan saya buang kuncinya ke lautan."
Ruth meletakkan pena dan menutup buku saktinya.
D i a melepas kacamatanya.
"Nina ... , tugasmu sekarangadalah, carilah kunci itu, ke
40