Page 96 - 9 dari Nadira
P. 96
Jv1elukis. bangit
kali kepalaku keluar, aku dipaksa mengatakan ampun,
aku tak akan mencuri /agi. Ampun, aku tak akan mencuri
/agi .... Lalu semakin lama aku mengucapkan kalimat itu,
s e m akin lama pula kepalaku disodokkan ke dalam jamban
toilet yang sud ah ada kencing yang belum disiram ... "
Kali i n i Nadira tak merndengar apa-apa. D i a hanya
mendengar deru nafas kakaknya. Nafas yang memburu.
"Dan terdengar suara lelaki yang menjerit dan
menyuruh kegiatan i n i dihentikan. Akhirnya aku bisa
bernafas ... aku mengangkat kepalaku. Ternyata .. ."
"Soal I bu ... • suara Nina terdengar sedingin e s , "dia me
mang tak pernah bahagia ... D i a terlalu mencintai Ayah, dan
tak mampu menampung semua persoalan Ayah dan per
soalan dirinya, persoalan keluarga ibunya .. "
.
"Ternyataketikaaku bisabernafas, aku baru menyadari,
orang yang sedang menghukumku itu adalah Yu Nina .. . "
Nadira tertawa berderai-derai.
Nina terdiam. Hening.
Nadira melanjutkan. D i a menikmati sekali saat-saat
seperti ini. "Untuk beberapa saat, di dalam mimpi itu, aku
tak inga t , kenapa Yu Nina menghukumku ... Kenapa aku
dianggap sudah mencuri. Bagaimana Yu Nina bisa me
nuduhku bahwa aku mencuri. . "
.
"Nadira ... , keluarga I bu a d al ah keluarga yang disfungsi
onal. Sejak awal, aku merasa I bu selalu ingin memberontak.
Belum lagi, lbu harus menyangga persoalan Ayah sebagai
wartawan; persoalan keluarga Ayah dan juga tiga anaknya
yang memiliki kesulitannya sendiri-sendiri," Nina nyerocos
s e olah-olah Nadira sedang mendengarkan dengan penuh
perhatian.
"Apakah lbu terlalu cengeng dan rapuh? Selama ini,
aku menyangka I bu adalah seorang manusia yang tahan
88