Page 99 - 9 dari Nadira
P. 99

l:ieilo §.  Chudori





                  di  sebuah harian. Adegan d i   televisi itu berlangsung begitu
                 cepat.  D  i   situ  ada  Ayah.  Dan  di  situ  ada  Pak  R i s wanto.
                 Kini Pak R    i swanto menduduki jabatan  Ayah.  Nafas Nadira

                 tertahan.
                                                                          .
                       "Yah ...  , saya bawa lasagna buatan kantin .. "
                       Ayahnya  menengok.  Tiba-tiba  Nadira  melihat  wajah

                 ayahnya yang  begitu  tua.  Baru  kali  i n i   Nadira menyadari
                 kepala  ayahnya  diselimuti  warna  putih.  Jantungnya  ber­
                 degup.

                       "Ayah ... ;  Nadira  terbata-bata  sambil  menyodorkan
                 piring  berisi  beberapa  potong  lasagna  dan  kue  lumpur

                 surga, "Kue lumpur surga dari Bu Murni. . ."
                       Plak!
                       Ayahnya menepistangan anaknya. Piring itu terpental
                  dan  pecah  berkeping-keping.  Kue-kue itu,  lasagna itu,  ber­

                 tebaran dan celemotan  di  lantai. Nadira tercengang.  Lebih­
                  lebih  ketika  melihat ayahnya berjongkok,  memunguti  kue
                 itu satu persatu dan meletaklkannya kembali  k e   atas pi ring.

                 sementara pipinya basah.
                       Nadira berlari  ke kamar mandi.  D         i celupkannya  kepa­
                  lanya  ke  dalam  bak  mandi.  Lantas  diangkatnya.  Kali  i n i
                                                                                      d
                 dia baru menyadari,  i n i   kebiasaan  yang terjadi  karena  i a
                 terbiasa dihukum dengan  mencelupkan  kepalanya  ke jam­
                 ban berisi kencing.

                       D  i a   mencelupkan  kepalanya.  Semua  g e lap-gulita  se­
                 perti tinta gurita. Dicelupkannya kepalanya. Lagi. Lagi. Ber­
                 kali-kali.


                                                   ****




                                                     Jakarta, Maret 1991-Feb 2009






                                                    91
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104