Page 91 - 9 dari Nadira
P. 91
Geilo g,. Chudori
kawannya dengan bibir menganga memandangi layar
i
komputer video game S e k itar tujuh orang mengel l inginya
dan mengerutkan kening. ikut memikirkan langkah-langkah
yang harus dilakukan seolah-olah urusan video gameada
lah soal hidup dan mati.
i
"Sang wartawan berjalan ke tengah ruangan. Lantas a
mengeluarkan kucing itu dari dalam tas. Kedua mata kucing
itu menatapnya, pasrah, dan mengerang perlahan. I a segera
mengambil tali rafia dari meja salah satu redaktur yang
gemar menarik mobil-mobilan dengan tali rafia d i waktu
senggangnya. Beberapa pasang mata mulai memandangnya
dengan was-was·
"Nadira ... , sadar, ibumu datang. Liha , ibumu datang
t
melalui jendela ... Nadira, bukakan pintu .. ."
"Wartawan itu memegang ekor kucing itu dan meng
ayun-ayun kepalanya seperti sebuah pendulum. Beberapa
temannya, para sekretar is ber ter iak mel i hat kel akuan warta
wan itu. Dia malah tersenyum. l a senang melihat beberapa
kawannya masih punya belas kasih terhadap binatang itu.
Dengan menggunakan benang rafia, sang wartawan meng
ikat ekor kuci ng itu dengan erat lantasdigantungkannyapada
pegangan pintu. Erangan kucing itu semakin nyaring .. ."
"Nadira ... , ibumu datang ... "
D i luar jendela, kelap-kelip lampu kapal sudah hilang.
Malam begitu pekat Nadira seperti terjebak ke dalam
gumpalan tinta gurita. Dan d i a terengah-engah.
***
"Nadira ... Kamu kurussekali."
"Aku sedang mimpi ya, Bu. Kan seharusnya lbu sudah
mati. . . "
Wajah ibunya yang bu lat berseri semakin seperti bu Ian
8C5