Page 53 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 53
Sebagaimana yang ada pada firman-Nya: � J�l ��:0. � 1 ''Dan K a mi
telah menunj u kkan kepadanya dua jalan. " ( QS. Al-Bilad: 10) Artinya, kami telah
menjelaskan kepadanya jalan kebaikan dan jalan kejahatan. Selain itu, dapat juga
menjadi muta addi (t!apsi�i� dengan memakai kata "ila ", sebagaimana firman
Nya: � 1, _ ( : .bl� Jl •1:0. .�1 1 ''Allah telah memilihnya dan nienunj u kkan
J
j
nya kepdda a lan yanglurus. 11 (QS. An-Nahl: 121)
Makna hidayah dalam ayat-ayat di atas ialah dengan pen_gertia_n bi_m
bingan dan petunjuk. Demikian juga finnan-Nya: � 1 • • ( : .bl� Jl <,.>� ��J )>
''Dan sesungguhnya engkau (R asulullah IJj) b en ar-benar memberi petunjuk kepada
11
j a lan yang lurus. (QS. Asy-Syura' 52)
T erkadang ia (kata hidayah) menjadi muta addi dengan memak:i �at a 'fi 11 ,
sebagaimana yang diucapkan oleh para penghuni surga: � I� IS1:0. <.>fl ...li. �� 1
l
"S e g a la puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kep a da surga ini. 11 (QS. Al-A' raf:
43) Artinya, Allah memberikan taufik kepada kami untuk memperoleh surga
ini dan Dia a dikan kami sebagai penghuninya.
j
Sedangkan mengenai firman-Nya, "r:f �i1 11�1" Imam AbuJ a'far bin
Jarir mengatakan, ahlut tafsir secara keseluruhan sepakat bahwa ash-shirathal
mustaqim itu adalah jalan yang terang dan lurus.
Kemudian terjadi perbedaan ungkapan para mufassir baik dari kalangan
ulama salaf maupun khalaf dalam manafsirkan kata ash-Shirath, meskipun pada
prinsipnya kembali kepada satu makna, yaitu mengikuti Allah dan Rasul-Nya.
p
Jika ditanyakan, mengapa seorang mukmin meminta hidayah a da
setiap saat, baik a da waktu mengerjakan shalat maupun diluar shalat, padahal
p
ia sendiri menyandang sifat itu. Apakah yang demikan itu termasuk tahshilul
hashil (berusaha memperoleh sesuatu yang sudah ada)?
Jawabnya adalah tidak. Kalau bukan karena dia perlu memohon hidayah
siang dan malam hari, niscaya Allah � tidak akan membimbing ke arah itu.
Sebab seorang hamba senantiasa membutuhkan Allah setiap a at dan situasi
s
agar diberikan keteguhan, kemantapan, penambahan, dan kelangsungan hidayah,
karena ia tidak kuasa memberikan manfaat atau mudharat kepada dirinya
sendiri kecuali Allah menghendaki.
Oleh karena itu Allah � selalu membimbingnya agar ia senantiasa
memohon kepada-Nya setiap saat dan supaya Dia memberikan pertolongan,
keteguhan, dan taufik.
Orang yang berbahagia adalah orang yang diberi taufik oleh Allah
untuk memohon kepada-Nya. Sebab Allah telah menjamin akan mengabulkan
permohonan seseorang jika ia memohon kepada-Nya, apalagi permohonan
orang yang dalam keadaan terdesak dan sangat membutuhkan bantuan-Nya,
pada tengah malam dan siang hari. Firman Allah �:
� s.; � J) <.>+il ���� �;.� J.;, J) <.>+il ���� �;.� � �� 1�1: lj:l: ;):;lii �ft.; '
il*ir lbnu Katsir juz 1
33