Page 13 - Sinar Tani Edisi 4101
P. 13

13
                                                                                  Edisi 3 - 9 September 2025  |  No. 4101 Tahun LVI


                                              TEKNOLOGI,





                                              Kunci Sukses Bertani






                                              di Lahan Rawa




          Irsal Las

          Lahan rawa sebagai lahan sub-optimal kerap dicap
          sebagai lahan penuh masalah. Namun dibalik
          itu semua justru mempunyai potensi sebagai
          lumbung pangan. Kuncinya adalah penerapan
          teknologi budi daya yang baik dan benar.



                    idak   jarang   terbesit,  tanam an dan kesuburan tanah.
                    seakan-akan        rawa   Kemudian, mengurangi risiko banjir
                    dianggap hanya cocok      dan genangan air di lahan rawa,
                    untuk semak atau rumput   meningkatkan kualitas (fisika dan
                    liar. Padahal, di balik   kimia) air di lahan rawa. Selain itu,
         Tsegala keterbatasannya,             mendukung     sistem   transportasi
          sebenarnya rawa menyimpan potensi   dalam kawasan lahan rawa.
          luar biasa. Data menunjukkan, luas     Selain pengelolaan dalam sistem
          rawa di Indonesia lebih dari 32 juta   mikro (petakan sawah) air harus      Pemupukan                         itu,   diterapkan    Pengendalian
          hektar (ha). Dari jumlah itu, sekitar   dikelola berbasis sistem  yakni     dan Varietas Unggul               Hama Terpadu (PHT). Strategi ini
          12 juta ha sangat potensial dijadikan   “Kawasan  Terpadu”  dengan  luasan   Karena tanah rawa umumnya        menggabungkan         penggunaan
          sawah.                              tertentu,  sesuai  dengan   sistem   miskin hara dan bersifat asam,       varietas tahan, sanitasi  lingkungan,
            Sayangnya, kontribusi lahan rawa   hidrologi alaminya. Terpadu, tidak   diperlukan  pemupukan      presisi.  musuh alami, serta pengelolaan air
          terhadap produksi pangan nasional   hanya   dalam   pengelolaan   atau   Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR)      yang baik. Pestisida kimia hanya
          selama ini baru sekitar 13 persen.   pengendaklain aliran air dan tinggi   membantu menentukan kebutuhan      dipakai sebagai langkah terakhir.
          Padahal, jika produktivitas padi rawa   muka air, tetapi juga terkait pola   pupuk spesifik lokasi, sedangkan   Dengan  PHT,   lingkungan   lebih
          yang kini rata-rata masih di bawah   tanam.                              Bagan Warna Daun (BWD) untuk         terjaga, biaya produksi lebih ringan,
          3 ton/ha bisa ditingkatkan menjadi     Dulu petani hanya mengandalkan    mengetahui kebutuhan nitrogen.       dan hasil panen lebih terjamin.
          4–6 ton tambahan produksi nasional   alam. Jika pasang besar datang,        Pupuk kimia tetap dibutuhkan,        Agar lebih efisien, mekanisasi
          akan   sangat   besar.  Beberapa    sawah kebanjiran. Jika kemarau       tapi harus disertai bahan organik,   pertanian harus menjadi bagian dari
          varietas unggul bahkan mampu        tiba, tanah mengering dan retak.     biochar, kompos, atau kapur untuk    usahatani rawa, bahkan menjadi titik
          menghasilkan lebih dari 7 ton/ha.   Kini, teknologi tata air digital mulai   menetralkan tanah. Ameliorasi tanah,   ungkit (entry point) pengembangan
            Dengan  kata  lain,  rawa adalah   masuk. Sensor dan Internet of Things   yakni pemberian bahan tertentu    petanian padi modern di lahan rawa.
          penopang    baru  produksi   padi   (IoT) memungkinkan tinggi muka air   untuk mengurangi  racun  Fe  dan  Al,   Beberapa  contoh   penggunaan
          nasional yang selama ini belum      dipantau secara  real-time, sehingga   menjadi langkah penting.           alsintan seperti traktor tangan,  rice
          digarap optimal. Apa pun strateginya,   banjir dan kekeringan lebih mudah   Anjuran umum pemupukan di         transplanter, combine harvester, dan
          kunci keberhasilan adalah pada      diantisipasi.                        lahan rawa berdasar status hara tanah   mesin pengolahan tanah terbukti
          sistem pengelolaan lahan dan air,      Selain tata air, penataan lahan   dan DSS Rawa. Waktu pemupukan        menekan biaya produksi hingga 30–
          penerapan    teknologi   budidaya   juga penting. Petak sawah rawa       diaplikasikan dengan memberikan      40  persen  dan  menghemat  tenaga
          tepat guna, manajemen usahatani     bisa dibuat dengan sistem sawah      semua NPK pada umur 0-10 HST,        kerja sampai 80 persen.
          modern, serta dukungan mekanisasi,   biasa, surjan (kombinasi sawah dan   50% pupuk urea pada umur 24-27         Di masa depan, mekanisasi ini akan
          digitalisasi, dan pemasaran.        gundukan untuk palawija), atau       HST. Sisanya diaplikasikan pada 43-  dikombinasikan dengan pertanian
            Dengan     perencanaan     yang   tukungan. Penataan ini menentukan    47 HST, tergantung pada petunjuk     presisi. Penggunaan sensor, drone,
          baik, rawa bisa disulap menjadi     jenis tanaman, pengelolaan hara,     BWD. Untuk meningkatkan efisiensi    hingga Sistem Informasi Geografis
          sawah intensif dan atau sawah baru.   hingga pola tanam, tetapi ketiganya   penggunaan pupuk anorganik dapat   (SIG) yang memungkinkan pemetaan
          Tentunya dengan memperhatikan       cocok  untuk  padi.  Penataan  lahan   dilakukan dengan pemberian pupuk   detail kondisi lahan. Dengan cara ini,
          kelestarian lingkungan, terutama    rawa untuk memudahkan penataan       hayati, seperti Agrimeth, Biotara, dan   intervensi bisa tepat  sasaran dan
          menyangkut rawa gambut, yaitu       tanaman, air dan kesuburan tanah,    lain-lainnya.                        hasil lebih optimal.
          dengan    menerapkan     berbagai   serta menentukan jenis dan pola         Varietas unggul menjadi senjata      Kisah    nyata   di    lapangan
          teknologi tepat guna, unggulan atau   usahatani dan tanaman.             berikutnya. Kementerian  Pertanian   menunjukkan rawa bisa benar-benar
          modern.                                Penataan  lahan dengan  sistem    telah melepas varietas Inpara (Inbrida   menjadi lahan harapan. Di Kabupaten
                                              sawah dianjurkan pada lahan dengan   Padi Rawa) yang dirancang khusus     Banyuasin, Sumatera Selatan, hasil
            Tata Air  dan Penataan Lahan      tipe  luapan  A  atau  dekat  dengan   untuk rawa. Inpara 4 dan 5 tahan   panen padi rawa selama ini hanya
            Pengelolaan air adalah jantung    muara sungai. Lahan tipe itu pasang   rendaman 14 hari, Inpara 6 toleran   2–3 ton/ha. Namun menggunakan
          pertanian rawa. Tanpa tata air      besar (pasang tunggal) maupun        terhadap keracunan besi, sementara   varietas  unggul  dan  menerapkan
          yang baik, padi di rawa mustahil    pasang kecil (pasang ganda) terasa   Inpara 8 dan 9 berpotensi hasil tinggi.   pengelolaan tata air yang lebih baik,
          tumbuh optimal. Saluran primer      hingga petak pertanaman atau            Petani    yang    menggunakan     hasil melonjak hingga 5 ton/ha.
          dan sekunder, tanggul, pintu air, dan   pada lahan dengan kedalaman pirit   varietas ini terbukti lebih berhasil   Kisah serupa juga ditemukan
          sistem drainase harus dirancang     dangkal di bawah 50 cm.              dibanding yang menanam varietas      di Kalimantan Selatan, Kalimantan
          sesuai tipologi lahan, apakah lebak    Penataan  lahan dengan  sistem    sawah biasa seperti Ciherang varietas   Tengah, dan Sulawesi Selatan. Karena
          dangkal, lebak dalam, atau pasang   sawah    surjan  dianjurkan   pada   Tapus dan lain-lain, walaupun kadang   itu,  Pemerintah   menempatkan
          surut tipe A, B, C, maupun D.       lahan tipe luapan A, B, dan C yang   kala produktivitasnya lebih tinggi.  rawa sebagai bagian dari strategi
            Pengelolaan tata air di lahan     memiliki kedalaman pirit lebih dari                                       ketahanan pangan nasional.
          rawa mempunyai beberapa tujuan      60 cm. Surjan dibuat dengan cara        Pengendalian OPT                        Irsal Las (Agroklimatologist &
          dan manfaat. Diantaranya, meng-     meninggikan sebagian lahan dengan       dan Pertanian Modern                                Kebijakan SDLP/
          optimalkan  penggunaan  air  untuk   menggali  atau  mengeruk  tanah  di    Di rawa, serangan hama dan               Ketua Umum Aliansi Peneliti
          meningkatkan         produktivitas  sekitarnya.                          penyakit   sulit  dihindari.  Karena               Pertanian Indonesia)
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18