Page 1 - suara yang dibungkam
P. 1

Judul: Suara yang Dibungkam


               Sinopsis:

               Di sebuah sekolah elit, enam remaja berinteraksi dalam lingkungan yang penuh tekanan sosial.
               Revan, anak kaya yang merasa superior, sering merendahkan teman-temannya, terutama Titus
               dan Amira yang berasal dari Indonesia Timur. Siska, pacar Revan, selalu menambah bumbu
               perundungan, sedangkan Albi, yang ingin menyenangkan, terus mengikuti Revan meski dalam
               hati merasa tidak nyaman. Titus bangga akan kulitnya yang gelap, tetapi takut untuk melawan
               bully. Amira terlihat mendukung Titus, tetapi sebenarnya mengkhianatinya. Pak Tedy, guru
               bijaksana, melihat semua ini dan merencanakan cara untuk membongkar ketidakadilan yang
               terjadi. Di akhir cerita, suara yang selama ini dibungkam mulai terungkap, mengguncang dunia
               mereka.


               Alur Cerita:

                   1.  Pembukaan: Memperkenalkan karakter dan lingkungan sekolah elit.
                   2.  Konflik: Revan dan Siska mulai merundung Titus, sementara Albi mengikuti mereka.
                   3.  Puncak: Titus merasa terpojok, dan Amira, yang sebenarnya mendukung, tidak berani
                       membantu.
                   4.  Resolusi: Pak Tedy mengintervensi dan membantu Titus menemukan suaranya.

               Naskah Percakapan:


               Setting: Di kantin sekolah, Revan, Albi, Siska, Titus, Amira, dan Pak Tedy berkumpul.




               Revan: (dengan nada merendahkan) Lihatlah, kulitmu gelap banget, Titus. Kayak belum mandi
               sebulan!

               Titus: (menunduk) Itu bukan hal yang lucu, Revan.

               Albi: (gugup) Eh, ya… mungkin kita bisa bicara tentang hal lain?


               Siska: (tertawa) Oh, Albi, kamu selalu mau jadi pahlawan. Tapi kamu tahu, Titus memang
               pantas dapat perlakuan kayak gini.

               Amira: (tersenyum sambil menyokong) Iya, Siska benar. Itu sih hanya bercanda.


               Titus: (berani) Tidak, itu bukan bercanda. Kita semua punya keunikan masing-masing.

               Revan: (menyeringai) Keunikan? Oh, come on! Ini sekolah elit. Kita nggak butuh orang-orang
               kayak kamu di sini.
   1   2   3   4   5   6