Page 14 - 370-baca-tafsir-bukan-terjemah
P. 14
Terjemahan edisi tahun 1989 menggunakan
footnote pada lafadz quru’, yang dijelaskan
menjadi (quru’ dapat diartikan suci dan haid)
Sedangkan dalam terjemah edisi 2019,
footnotenya menghilang dan penjelasannya
dimasukkan ke dalam kurung (suci atau haidh).
Coba bayangkan bagaimana kita yang
termasuk orang awam bisa memahami maksud
ayat ini. Para istri yang diceraikan (wajib)
menahan diri mereka (menunggu) tiga kali quru’
(suci atau haid). Bisa dipastikan sulit memahami
terjemahan macam begini. Tiga kali suci atau
haid itu maksudnya apakah boleh memilih salah
satu, ataukah suci dan haidh, atau bagaimana?
Lalu apa pula yang dimaksud dengan menahan
diri di ayat itu? Bersabar atau berduka atau apa?
Sama sekali tidak jelas, bukan?
Kalau hanya mengandalkan terjemahan saja,
tidak mungkin bisa dipahami maksudnya. Lain
halnya bila bukan penjelasannya bisa lebih
panjang lagi, tapi namanya sudah bukan lagi
14