Page 11 - dear-dylan
P. 11

IDE GILA









               BENAR-BENAR nggak terasa sudah setahun gue dan Alice jadian. Rasanya kok kayak baru
               kemarin ya gue ketemu dia di jumpa fans pensinya SMA 93? Rasanya baru kemarin Kinar
               ngenalin dia ke gue, dan baru kemarin juga ada syuting Pacar Selebriti.
                    Hmm, memang bener kata orang, waktu terasa berjalan cepat sekali kalau kita menjalani
               sesuatu yang menyenangkan.
                    Setelah masalah dengan Noni dulu itu, nggak ada satu pun masalah lagi yang muncul
               antara gue dan Alice. Yah, paling masalah-masalah kecil kayak berantem karena gue datang
               telat saat janjian (kalau nggak macet bukan Jakarta namanya, man! Dan Alice terus-menerus
               menelepon, padahal bahaya banget kalau gue menerima telepon saat gue di jalan raya!), terus
               Alice yang masih suka minder ada di sebelah gue. Nggak tahu kenapa. Padahal di mata gue,
               she’s the best girl ever.
                    Memang,  pemberitaan  infotainment  di  awal-awal  kami  go  public  dulu  nggak  begitu
               bagus.  Gue  malah  dengar  beberapa  orang  mengomentari  gue  bego  karena  blak-blakan
               mengaku  udah  punya  cewek.  Katanya,  tabu  buat  personel  band  yang  lagi  ngetop  untuk
               mengaku nggak jomblo lagi. Popularitas bia turun, fans bisa bubar jalan.
                    Sebodo amat lah.
                    Bukannya fans nggak penting buat gue. Oho, tanpa mereka, siapa sih Skillful? Siapa sih
               Dylan? Tapi kalau gue sampai harus mengorbankan perasaan cewek yang gue sayangi hanya
               karena  alasan  kayak  gitu,  itu  gila  namanya.  Sebuah  band  harusnya  disuka  karena  lagu-
               lagunya bagus, personelnya ramah, bukan karena masih  single atau nggak. Kalau band itu
               bener-bener bagus, biarpun semua personelnya udah punya anak, pasti deh fans nggak bakal
               lari.
                    Lho, kok gue jadi berfilsafat ya?
                    Yah,  pokoknya  gitu  deh  pandangan  gue.  Gue  nggak  mau  menomorduakan  Alice,  dia
               udah  banyak  terluka  gara-gara  itu.  Bohong  kalau  gue  bilang  gue  sayang  dia,  tapi  masih
               melakukan hal-hal yang bikin dia sedih.
                    Nah, singkatnya, gue happy. Nggak mau muluk dengan bilang she’s the one. But I would
               say that I’ve finally found someone. Someone who could be the one. Gue berani bilang igut
               karena melihat satu  fakta:  Mama, seperti  yang udah gue duga, sayang banget  sama Alice.
               Malah kadang gue ngerasa gue yang dianaktirikan kalau ada Alice.
                    Contohnya nih, minggu lalu waktu Mama bikin brownies kukus. Yang dibolehin makan
               potongan pertama dari pan itu Alice! Terus Mbak Vita, pacarnya Tora. Terus Papa. Terus
               Tora. Baru deh terakhir gue dikasih izin. Dianaktirikan banget, kan?
                    Tapi gue nggak keberatan kok. Kalau Mama udah sesayang itu sama orang, itu pertanda
               ke depannya semua rencana bakal mulus.
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16