Page 12 - dear-dylan
P. 12

Nggak percaya? Gue ada bukti: Mama sayang banget sama Mbak Vita (nggak heran sih,
               kan Mbak Vit aorangnya taat banget sama Tuhan, cantik, baik, pinter, pula! Gue aja masih
               nggak  percaya  Tora  yang  suka  seenak  udelnya  sendiri  itu  bisa  dapet  cewek  kayak  Mbak
               Vita!), dan sekarang... Tora and Mbak Vita are getting married!
                    Tora, abang gue yang suka iseng itu, mau nikah! Gue masih nggak percaya!
                    See? Pokoknya kalau Mama setuju, semuanya langsung berjalan mulus.
                    Yah, bukannya gue berpikir mau merit sama Alice atau apa (gila aja, dia kan belum lulus
               SMA!), tapi ini bisa jadi pertanda yang bagus, kan?
                    “Hoi!  Bengong!”  Dudy  menepuk  punggung  gue  dari  belakang,  dan  gue  nyaris  jatuh
               tengkurap ke depan.
                    “Sialan lo, ngagetin aja!” Gue mendorongnya balik, dan dia cengar-cengir.
                    “Dipanggil Bang Budy noh!”
                    “Ada apa?”
                    “Mana gue tahu! Udah sana cepetan, lo kan tahu dia orangnya kayak apa kalo ngadepin
               orang lelet!”
                    Gue mengedikkan bahu, lalu berjalan menuju ruangan Bang Budy. Gue mengetok pintu
               dan masuk.
                    “Abang manggil aku?”
                    “Iya. Duduk, Lan.”
                    Gue menurut, dan mengempaskan diri di salah satu sofa di situ. “Ada kontrak baru lagi?”
                    Bang Budy menggeleng. “Sebenernya Abang malu mau ngomong soal ini sama kamu.”
                    Gue bengong. Weitss, kenapa Bang Budy bilang gitu? Apa yang bikin dia malu untuk
               ngomong ke gue? Jangan-jangan dia mau mengakui bahwa...
                    Hiiii... nggak deh!
                    “Ada apa sih, Bang?”
                    “Tadi Abang ditelepon Pak Leo, dia...” Gue langsung memasang telinga baik-baik. Pak
               Leo  adalah  bos  sekaligus  pemilik  Pro  Music  Indonesia,  recording  label  tempat  Skillful
               bernaung.  Dia  nggak  bakal  menelepon  kalau  nggak  ada  urusan  yang  benar-benar  gawat
               darurat. Kantor Pro Music kebakaran, misalnya.
                    Eh  nggak  ding,  kalau  urusannya  begitu,  yang  bakal  dia  telepon  jelas  pemadam
               kebakaran, bukan Bang Budy.
                    “Ya?” Gue jadi nggak sabaran. Kok tumben sih Bang Budy ngomongnya kayak balita
               baru  belajar  bicara  gini?  Biasanya  dia  kalau  ngomong  cas-cis-cus-pret,  tanpa  jeda  dan
               langsung, meniru istilah Tukul, tunjek poin.
                    To the point, maksudnyaaaa.
                    “Kata Pak Leo... Aduh, Dylan, ini bad news.”
                    Haduh,  ampun  deh...  bad  news!  Sekalinya  nelepon,  bos  besar  itu  malah  bawa  berita
               buruk! Gue jadi punya firasat jelek...
                    “Apa penjualan album Skillful merosot? Karena... karena aku ngaku udah punya pacar?”
                    Gue  nggak  bercanda.  Dalam  dunia  gue  dan  Skillful,  hal  kayak  gitu  sangat  mungkin
               terjadi. Seperti yang gue bilang tadi, banyak orang menganggap tabu kalau seorang personel
               band ngetop mengakui statusnya udah nggak single.
                    Dulu, penjualan album Peterpan merosot setelah Ariel merit. Itu bukti nyata.
                    Tapi untunglah, Bang Budy menggeleng.
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17