Page 13 - dear-dylan
P. 13

“Nggak, ini sama sekali nggak ada hubungannya sama kamu dan Alice. Penjualan album
               bagus kok... bagus banget.” Sekarang Bang Budy meremas-remas tangannya dengan gelisah.
               Haduh, gue jadi punya pikiran lebih buruk lagi nih kalau gaya Bang Budy udah kayak ayam
               mau bertelor begini!
                    “Ada apa sih? Pak Leo bilang apa?”
                    Bang  Budy  kelihatannya  benar-benar  bakal  bermetamorfosa  jadi  ayam  petelur,  karena
               dia sekarang mengubah-ubah posisi duduknya. Seolah ada anak ayam yang mulai menetas di
               bawah bokongnya.
                    “Kamu pernah dengar nama band Excuse?”
                    “Nggak.”
                    “Itu band baru Pro Music. Kata Pak Leo, mereka sangat potensial.”
                    “Oh, maksudnya saingan baru, gitu? Kalau itu Abang nggak usah khawatir, kita udah
               punya penggemar sendiri, Bang.”
                    “Nggak, Abang nggak khawatir. Yang khawatir justru Pak Leo.”
                    “Hah?  Maksudnya?”  Gue  jadi  nggak  nyambung.  Kenapa  tiba-tiba  Pak  Leo  khawatir
               Skillful punya saingan? Toh kami selama ini punya banyak saingan dan kami tetap baik-baik
               aja.
                    “Mmm... Pak leo bukan khawatir sama Skillful, tapi sama Excuse.”
                    “Tunggu, biar aku perjelas dulu biar nantinya nggak salah tangkap. Pak Leo khawatir
               sama Excuse, karena mereka band baru dan belum tentu penjualan albumnya bagus?”
                    “Ya.”
                    “Terus, apa hubungannya sama Skillful? Kita diminta bantuin mereka?”
                    Bang  Budy  kelihatan  menelan  ludah  dengan  susah  payah.  Perasaan  gue  makin  nggak
               enak. “Kurang-lebih... ya, seperti itu. Kita diminta bantuin mereka.”
                    “Bantuin bikin lagu?”
                    Bang Budy menggeleng.
                    “Membawa mereka jadi opening band kita untuk promo tur berikutnya?” tebak gue lagi.
                    Bang Budy, lagi-lagi, menggeleng.
                    “Terus apa?”
                    “Ehh... yah, sebenarnya kamu yang diminta bantuannya, Lan.”
                    “Aku?” Gue menuding muka gue sendiri. Gimana gue bisa bantuin band itu?
                    “Iya. Kamu diminta... membantu mereka meraih atensi masyarakat.”
                    “Dengan cara?”
                    “Mmm... membuat masyarakat tahu kalau ada band bernama Excuse.”
                    “Iya Bang, aku ngertiiiiii... tapi dengan cara apa?” Gue mulai nggak sabaran. Bang Budy
               bener-bener aneh kalau ngomongnya belepotan begini!
                    “Ehh... kasarnya, kamu diminta cari masalah sama vokalis band itu, lalu apalah... yang
               bisa bikin kalian berdua muncul di infotainment, lalu masyarakat akan tahu ada band yang
               bernama Excuse... Tapi soal yang cari masalah itu, kalian berdua cuma sandiwara kok...”
                    Gue  melongo  dengan  suksesnya!  Jadi  INI  yang  bikin  Bang  Budy  ngomong  ke  sana
               kemari  dari  tadi?  Gue  diminta  “membawa”  vokalis  Excuse,  dan  secara  tidak  langsung
               bandnya juga, untuk masuk infotainment???
                    Benar-benar gila!
                    “Aku nggak setuju, Bang.”
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18