Page 137 - dear-dylan
P. 137
“Mmm... nggak papa sih, gue pengin ngobrol aja sama lo, nggak boleh?” jawab Regina,
sementara gue terbengong-bengong sampai dongo.
Dulu, sebelum jadi vokalis Skillful, gue nggak pernah nyangka cewek-cewek bakal
datang dan menempel seolah gue ini magnet. Suer deh, seumur hidup gue cuma pernah
pedekate duluan sama dua cewek, Karin dan Alice. Sisanya? Selalu cewek-cewek itu yang
pedekate duluan ke gue. Bukannya gue GR atau apa lho, tapi kenyataannya emang begitu.
Apa sekarang Regina sedang melakukan hal yang sama?
* * *
Gue harus mengakui gue salah.
Regina bukan cuma nggak berotak kosong, enak diajak ngobrol, perhatian, dan baik
banget, tapi dia juga nggak egois. Sepanjang gue ngobrol sama dia tadi, dia lebih banyak
menanyakan tentang diri gue, bukannya memfokuskan pembicaraan pada dirinya. Jarang
banget gue ketemu cewek yang kayak gitu. Kebanyakan cewek yan ggue kenal selalu
mengoceh tentang diri mereka sendiri. Kalau menanyakan sesuatu tentang gue pun hanya
untuk basa-basi.
Regina is... different. Ada sesuatu yang membuat gue merasa respek sama dia: perhatian
yang dia berikan ke gue waktu di Jambi kemarin. Gue nggak pernah membayangkan ada
kenalan gue yang sengaja datang jauh-jauh hanya untuk tahu keadaan gue. Alice bahkan
nggak menelepon atau kirim SMS untuk menanyakan kabar gue saat itu. Dia nggak peduli
lagi sama gue.
Tapi Regina datang... menghibur gue, mengajak gue ngobrol, merawat gue.
Mungkin sejak itulah gue respek sama dia, dan menyadari dia bukan cuma top model
berotak kosong yang hanya memikirkan bagaimana cara untuk membuat tubuhnya lebih
kerempeng lagi. Yah, sebelum ini, gue bisa dibilang nggak kenal Regina. Satu-satunya
momen ketika kami benar-benar ketemu dan mengobrol adalah waktu dia jadi model video
klip Skillful beberapa bulan lalu. Lucu, waktu itu gue jengkel banget sama dia karena dia
harus take adegan menampar gue berkali-kali. Gue juga jengah karena dia suka pegang-
pegang, sok akrab. Tapi tadi Regina cerita, dia memang orang yang... apa ya istilahnya?
Pokoknya mudah memeluk dan menyentuh orang. Bukan dengan maksud tertentu, hanya
karena ingin saja.
Baru sekarang gue tahu, it’s fun being with her. Gue bisa untuk sementara melupakan
masalah karier gue yang amburadul. Melupakan masalah hati gue yang amburadul juga.
Dengan Regina, gue bisa cerita apa saja, dan dia selalu memberikan tanggapan yang oke. Dia
bahkan mengusulkan supaya gue meneruskan kuliah dulu sementara Skillful “vakum”
manggung.
Iya juga ya? Gue kok nggak pernah mikir tentang itu sebelumnya? Gue sendiri nggak
tahu sampai kapan Skillful akan seperti ini. Nggak jelas mau diapakan, nggak jelas akan
sampai kapan menganggur...
Apakah reputasi Skillful sudah begitu buruknya?
Kalau iya, mungkin ada baiknya gue benar-benar mempertimbangkan saran Regina
untuk melanjutkan kuliah.