Page 21 - dear-dylan
P. 21

GARA-GARA GUE









               GUE nggak tega cerita sama Alice tentang obrolan gue dan Bang Budy waktu itu. Dia pasti
               bakal  bingung  banget  kalau  gue  cerita,  dan  gue  nggak  mau  menambah  beban  pikirannya.
               Alice itu orangnya suka kepikiran kalau ada masalah.
                    Nah,  sebagai  gantinya,  gue  malah  mengajak  dia  ke  MTV  Awards.  Dia  sempat  nggak
               mau, katanya dia merasa nggak pantas datang ke acara semacam itu. Yang bener aja, Babe,
               nggak ada yang lebih pantas datang bareng gue ke acara itu selain lo.
                    Hmm,  tapi  tampaknya  ajakan  menemani  gue  ke  MTV  Awards  juga  membuatnya
               kepikiran.  Kadang-kadang  gue  berpendapat  Alice  seharusnya  menjalani  hidupnya  dengan
               lebih santai. C’mon, she’s not even seventeen yet! Kalau nggak berhenti mengkhawatirkan
               segala sesuatu, dia bakal cepat tua.
                    ...
                    Ngomong  apa  gue?  Bukannya  GUE  yang  membuat  dia  jadi  seperti  itu?  Gue  yang
               menyeret dia ke dalam dunia yang penuh pressure. Fans-fans  yang selalu minta perhatian,
               rentetan  tur  promo  dan  show  yang  nggak  ada  habisnya,  keterbatasan  waktu  gue  untuk
               bersama dia... Kalau dia jadi cepat tua, itu semua salah gue.
                    “Lan, Dylan!”
                    Gue mendongak dari koran yang sedari tadi menutupi muka gue tanpa gue baca sedikit
               pun. Tora berdiri di depan pintu kamar dengan tampang panik.
                    “Apa?”
                    “Aduh, lo tolongin gue dong! Vita sama Mama lagi gawat banget tuh!”
                    Gue bengong. Apa yang dia maksud dengan Mbak Vita dan Mama lagi gawat banget?
               Apa mereka berdebat tentang satu hal dan nggak bisa menemukan kata sepakat, lalu akhirnya
               berantem? Apa piring-piring sudah beterbangan di dapur?
                    “Emangnya ada apa?”
                    “Ituu... masa Vita sama Mama maunya dekorasi pesta nanti pakai warna pink semua!”
                    “Hah?”
                    “Iyaaaa, mereka maunya pesta pernikahan gue sama Vita nanti pakai nuansa pink! Gila,
               lo kira gue bakal tahan berdiri selama berjam-jam untuk salaman sama para tamu di ruangan
               yang seluruhnya bernuansa PINK? Kenapa sih mereka nggak milih putih aja? Atau apalah...
               warna yang netral...”
                    Mau nggak mau gue ngakak. Haha, ternyata ini yang Tora maksud Mama dan Mbak Vita
               lagi gawat banget! Tora nggak mau pestanya nanti bernuansa pink!
                    Kalau dipikir-pikir emang gila juga sih... Warna pink... Haha!
                    “Lho, apa yang salah dengan warna pink?” tanya gue sok lugu. “Kan bagus, ceria.”
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26