Page 74 - dear-dylan
P. 74
SEHARI BERSAMA KELUARGA
BESAAARRR DYLAN
AKU benar-benar capek, rasanya tulangku mau copot semua! Kenapa sih acaara pengukuran
badan untuk membuat baju aja bisa segitu ribetnya? Padhaal aku kan cuma akan jadi penerima
tamu!
Yahh... aku tau sih sebenarnya aku jadi encok-pegel-linu begini karena apa... karena
sepanjang acara pengukuran tadi, seluruh anggota keluarga Dylan, yang belum pernah kujumpai
sebelumnya, mendekatiku dan bertanya macam-macam!
Pertama, saudara jauh Dylan yang bernama Tante Luci, yang kebetulan jago menjahit dan
dapat jatah mengurusi baju-baju untuk panitia pernikahan Bang Tora dan Mbak Vita. Waktu aku
sampai di rumah Dylan tadi siang, dia sedang mengukur badan Dylan, dan karena aku
mendatangi Dylan untuk mengobrol, dia tentu saja melihatku.
Dan entah apa yang dibicarakannya sama Dylan, aku sama sekali nggak ngerti (mereka pakai
bahasa Batak, bayangkan!). Kayaknya sih Tante Luci mengajukan pertanyaan-pertanyaan, yang
dijawab Dylan dengan “iya”, “setahun lebih”, dan “masih lama, Tante.”
Hmm... mari kita pikir bersama-sama, apa pertanyaan yang kira-kira akan dijawab Dylan
dengan “iya”, yang begitu rahasianya dariku, sampai-sampai Tante Luci menggunakan bahasa
Batak?
Mungkin... “Pacar kamu masih muda banget, ya, Lan? Kamu nggak serius kan, pacaran sama
dia?”, dan Dylan menjawab “iya”?
Waduh, jangan deh, jangaann... Aku nggak bisa membayangkan kalau selama ini Dylan cuma
berniat mainin aku.
Atau... “Pacarmu obesitas, ya, Lan?”, dan Dylan menjawab “iya”?
Arrggghh! Apa aku sudah segitu gendutnya?!
Sudahlah, kemungkinannya terlalu banyak. Kita pikirkan kemungkinan pertanyaan kedua
saja, yang dijawab Dylan dengan “setahun lebih”.
Ah, itu sih gampang! Pasti Tante Luci menanyakan sudah berapa lama kami pacaran, dan
Dylan menjawab “setahun lebih”. Ya, pasti itu.
Terus jawaban terakhir, “masih lama, Tante”. Dylan bilang Tante Luci menanyakan kapan
dia akan wisuda, jadi dia menjawab begitu, tapi entah kenapa tadi aku mendadak berubah genit
dan malah bilang ke Dylan kalau aku mengira Tante Luci bertanya kapan kami akan menyusul
Bang Tora dan Mbak Vita.
Haduuhh... entah apa yang ada di pikiran Dylan waktu aku bilang begitu! Dia tadi langsung
bengong! Jangan-jangan dia mengira aku ngebet kepingin nikah, dan dalam hati dia ngeri!
Hiiiyyy...! Semoga dia nggak berpikir yang aneh-aneh deh! Amin!
Lalu setelah Tante Luci, yang mengajakku ngobrol adalah istri oom Dylan (adik mamanya),
yang dipanggilnya dengan Nantulang Saidah.