Page 89 - dear-dylan
P. 89

“Hmm...  ya,  tadi  lagu  baru  Skillful,  judulnya  Soulmate.  Sudah  pada  punya  albumnya
               belum?”
                    Koor penonton terbagi antara “Sudaaaahhh” dan “Beluuuummm”.
                    Haha, sekarang gue malah jadi kayak guru TK bertanya jawab dengan muridnya. Satu
               tambah satu berapa, anak-anak? Duaaaaaaa!
                    “Selanjutnya... eh... lagu buat yang lagi kasmaran berat, ini dia... Terlalu Indah.”
                    Irvan memainkan kibornya, dan gue mengambil posisi di belakang stand mike. Lumayan,
               satu  lagu  slow  dan  gue  bisa  mengatur  kembali  napas  gue  yang  nyaris  putus  akibat  sok
               jejingkrakan di lagu pertama tadi. Lupa aja gue ukuran perut gue sekarang udah kayak ibu-
               ibu hamil lima bulan.
                    “Ya, makasih ya... Mmm... sekarang...” Duh, lagu apa nih?”
                    “Tambah  gemuk  saja, kau,  Lan!” teriak salah satu  penonton,  yang langsung disambut
               tawa riuh penonton lainnya.
                    Gue  cuma  bisa  nyengir  bego  mendengar  komentar  itu.  Sialan.  Kayaknya  gue  beneran
               butuh diet!
                    Rentetan lagu selanjutnya lumayan lancar, kecuali gue  yang mendadak lupa lirik lagu
               Sayangku di tengah-tengah konser, tapi untung bisa langsung  mengantisipasi dengan pura-
               pura  menyuruh  penonton  nyanyi  bersama  (itu  trik  yang  ampuh  banget  buat  vokalis  yang
               sering lupa lirik kayak gue, hehe...).
                    Gue  kira  gue  bakal  kembali  ke  hotel  malam  ini  dengan  perasaan  puas  karena  konser
               berjalan lancar, tapi dugaan gue salah.
                    Di  refrein  lagu  kedelapan,  mendadak  penonton  di  barisan  kanan  ribut.  Konsentrasi
               nyanyi gue, yang memang nggak bagus-bagus amat, langsung buyar. Ada apa ini?
                    Oh Tuhan... ada moshing...?
                    Gue membeku di  tempat.  Seumur-umur gue manggung,  gue nggak pernah mengalami
               moshing alias aksi dorong-dorongan penonton di konser. Tapi sekarang...
                    Kumpulan kecil di barisan kanan itu mulai ricuh. Beberapa botol plastik beterbangan di
               udara, dan segerombolan orang mulai saling memukul. Perhatian penonton di barisan lainnya
               mulai beralih pada keributan yang sedang terjadi.
                    Panik, gue menoleh ke arah Dovan yang ada di kanan belakang gue. Tapi sama seperti
               gue, dia membeku di tempat. Gue menoleh ke Rey, dan dia kelihatan pucat.
                    Astaga, apa yang harus gue lakukan?
                    “Halooo... yang di sana, jangan pukul-pukulan dong... Kita kan nonton konser buat have
               fun, pukul-pukulan nggak bisa buat have fun...”
                    Damn, kenapa di saat genting begini, omongan gue malah makin belepotan dan nggak
               jelas?! Bego bego begooooooo!
                    BUUAAAAAAKKKK!!! BUGG!!! BUGG!!!
                    Gue  berjengit.  Aksi  pukul-memukul  itu  sudah  menyebar  ke  seluruh  barisan  kanan.
               Mungkin  karena  beberapa  orang  yang  tanpa  sengaja  terpukul  merasa  nggak  terima,  dan
               memukul balik. Dari moshing kecil, sekarang barisan kanan berubah menjadi rusuh.
                    Ya Tuhan, tolonglah...
                    Gue berdiri  gemetar di  bibir panggung, nggak sanggup meneruskan menyanyi. Semua
               lirik lagu Skillful tersapu bersih dari otak gue, meninggalkan kehampaan... Ketakutan...
                    BRAAAAKKKKKK!
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94