Page 25 - BAB 05
P. 25
kemudian ditambah 6 orang. tetapi lebih kecil daripada jumlah anggota
BPUPKI, yaitu 69 orang. Menurut rencana, Jepang akan memberikan
kemerdekaan kepada Rakyat Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945.
Namun terdapat rakhmat Tuhan yang tersembunyi (blessing in
disguise) karena, sepuluh hari sebelum tibanya hari H tersebut, Jepang
menyatakan kapitulasi kepada Sekutu tanpa syarat undconditional
surrender).
Dalam tiga hari yang menentukan, yaitu pada tanggal 14, 15, dan
16 Agustus 1945 menjelang hari Proklamasi, timbul konflik antara
Soekarno-Hatta dengan kelompok pemuda dalam masalah
pengambilan keputusan, yaitu mengenai cara bagaimana dan kapan
kemerdekaan itu akan diumumkan. Soekarno-Hatta masih ingin
berembuk dulu dengan Pemerintah Jepang sedangkan kelompok
pemuda ingin mandiri dan lepas sama sekali dari campur tangan
Pemerintah Jepang.
Pada hari Kamis pagi, tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta
dibawa oleh para pemuda ke Rengasdengklok Karawang Jawa Barat,
namun pada malam harinya dibawa kembali ke Jakarta lalu
mengadakan rapat di rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol
No. 1 Jakarta. Pada malam itulah dicapai kata sepakat bahwa
Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan di Jalan Pegangsaan Timur
56, yaitu rumah kediaman Bung Karno, pada hari Jum‟at 17 Agustus
1945 (9 Ramadhan 1364), pukul 10.00 WIB.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 petang hari datanglah utusan dari
Indonesia bagian Timur yang menghadap Drs. Moh. Hatta dan
menyatakan bahwa rakyat di daerah itu sangat berkeberatan pada
bagian kalimat dalam rancangan Pembukaan UUD 1945 yang
berbunyi: “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
NEGARA & KONSTITUSI 107