Page 185 - Legenda dari Papua Barat Daya
P. 185

senang.  Demikian  juga  dengan  Malaso.

            Mereka berdua saling berpandangan. Dalam

            hati,  Mubalin  yang  sejak  pertama  telah

            jatuh cinta kepada Malaso, tidak keberatan

            dengan  permintaan  mamanya.  Tetapi,  ia

            ragu  apakah  Malaso  mempunyai  perasaan

            yang sama terhadapnya.


                    “Bagaimana  anakku?”  tanya  Mama

            Mubalin  lagi  karena  melihat  Mubalin  dan

            Malaso tak bersuara.



                    “Aku bersedia menikahi Malaso, Mama.

            Tetapi...  apakah  Malaso  mau  menikah

            denganku?” Mubalin bertanya dengan ragu-

            ragu.


                    Mama  Mubalin  kini  menatap  Malaso.

            “Bagaimana           Malaso,        bersediakah          kau

            menikah dengan Mubalin?”



 176                                     177
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190