Page 186 - Legenda dari Papua Barat Daya
P. 186

Malaso  tidak  menjawab  dan  hanya

            mengangguk kecil sambil tersenyum. Melihat

            anggukan itu, Mubalin dan mamanya sangat

            bahagia.  Itu  artinya,  Malaso  menyetujui

            maksud mereka.


                    Beberapa hari kemudian, Mubalin dan

            Malaso  melangsungkan  acara  pernikahan.

            Mama  Mubalin  mengundang  semua  orang

            yang  tinggal  di  Kampung  Baingkete  untuk

            hadir di pesta pernikahan tersebut.



                    Sejak  saat  itu,  Mubalin  dan  Malaso

            menjadi         pasangan           suami-istri         yang

            sangat  bahagia.  Malaso  sudah  melupakan

            keinginannya  untuk  kembali  ke  Istana

            Langit. Hari demi hari, cinta Mubalin kepada

            Malaso  semakin  besar.  Apalagi  setelah

            Malaso  melahirkan  seorang  anak  laki-laki




                                         178                                                                                 179
   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191