Page 91 - Monograf Persuratan Melayu
P. 91
Monograf Persuratan Melayu 2022
Dengan nama-Mu
kubuka hati kubuka niat
kubuka sepi kubuka mata
kubuka ......
kubuka latah kubuka ucap
Bismil-Lah hir-Rahmanir-Rahim!
(Dengan Nama-Mu)
Engkau adalah payung tidak berkaki
Engkau adalah pohon rahmat tidak berpangkal
Engkau ......
Engkau adalah pancaran al-Khaliq
Engkau adalah Rabbu-al-Alamin
(Sajak ‘Engkau’)
Kedua, terdapat ungkapan atau rangkai kata dalam bahasa sajak yang terasa
‘keras’ dan polos. Misalnya ungkapan ‘berita terba(ha)ru dan paling akhir’ (Sajak
‘Sahabatku Seorang Mahasiswa), atau contoh petikan di bawah yang terasa kering dan
polos.
rakyat daripada semua peringkat
suara bergema menggamat suasana
serentak bendera berkibaran
menghias kiri kanan jalan
(Sajak ‘Selamat Sultan’)
seluar baju seterika sendiri
cerewetnya saban hari
cerewet lagi masuk dapur masak sendiri.
(Sajak 'Alangkah Payahnya Perjalanan Pulang
ke Zaman Bujang')
Ketiga, penggunaan tanda baca seruan (!) dalam baris akhir sajak ‘Dengan Nama-
Mu’ adalah tidak jelas fungsi dan posisinya. Dalam buku Gaya Dewan (1995: 74) tanda
seru digunakan untuk ayat menggambarkan perasaan. Tatabahasa Dewan (2008: 452)
mencatatkan jenis-jenis perasaan itu seperti takut, marah, takjub, geram, sakit yang
85