Page 42 - PEMBINAAN POSTULAN
P. 42
Pembinaan Postulan
9. SANTA KLARA DARI ASISI
1. PENGANTAR
Dalam suatu kotbahnya Fransiskus kurang lebih mengatakan bahwa hidup kemiskinan sebagai jalan yang
singkat menuju Kerajaan Allah, kerajaan di mana di dalamnya Allah Putera menjadi raja dengan kekuatan
Roh Kudus sampai akhir zaman. Klara mampu menangkap makna yang tersirat, dalam pemahaman tentang
Yesus Kristus dan Injil-Nya dalam kotbah Fransiskus, tampak juga dari praktek hidupnya yang mencolok
adalah kemiskinan. Inilah merupakan salah satu unsur yang sangat hakiki dalam kehidupannya yakni
kemiskinan di samping unsur ketaatan, ia terpikat dan menjadi pengikutnya.
Dengan Klara menjadi pengikut Fransiskus dan meniru segala jalan hidupnya, maka banyak orang
beranggapan bahwa Klara menjadi duplikat Fransiskus, meskipun tidak demikian adanya:
Kedua-duanya memang serupa namun tidak sama.
Gaya hidup Fransiskus adalah gaya hidup kristiani yang miskin, yang mewartakan Injil dengan gaya
hidup pewartaan dan kerasulan, yang berpolakan hidup Yesus sendiri beserta pengikut-Nya.
Sementara Klara mampu menggali lebih dalam lagi, yakni gaya hidup kristiani yang menemukan
jalan keselamatan melulu dan secara ekslusif, dalam kemiskinan total dan mutlak, dalam
ketidakberdayaan di segala bidang.
Gaya hidup kontemplatif tradisional, ini merupakan suatu hal baru. Keduanya baik Fransiskus ataupun Klara
berpola pada bayi Yesus yang tergolek tak berdaya di palungan serta para penjahat yang mengiringi-Nya
pada saat tergantung di salib.
2. RIWAYAT HIDUP
Klara lahir sekitar tahun 1193 / 1194 dari keluarga bangsawan Favarone yang kaya dan berkuasa di Offeducio
di kota Asisi. Ia mendapat pendidikan umum yang cukup baik untuk masa itu, demikian pula pendidikan
keagamaannya, ia senang berdoa dan bermeditasi, mengasingkan diri dari keramaian, seolah-seolah telah
mempersiapkan diri untuk masuk biara.
Suatu ketika di tahun 1211 ia bertemu dengan Fransiskus, di gereja San Rufino, Katedral kota Asisi, kotbah
dan kesaksian hidup serta kepribadiannya sangat menarik hati Klara. Selanjutnya hampir selama 1 tahun ia
senantiasa konsultasi rohani secara rahasia dan pribadi dengan Sto. Fransiskus. dari apa yang diterima,
disaksikan dan didengarkan pewartaan Injil yang sangat radikal, yakni kemiskinan lahir batin secara spartan.
Menurut Sto. Fransiskus, kemiskinan adalah jalan yang paling lurus dan paling singkat untuk menuju
Kerajaan Allah, yang dimiliki oleh Bapa, di mana Yesus Kristus meraja di sana dengan kekuatan Roh Kudus.
Pada Minggu Palma tahun 1212, Klara bersama pembantunya pergi, atau lebih tepatnya melarikan diri dari
rumah orang tuanya untuk bergabung bersama Fransiskus di Portiunkula.
Fransiskus dan para saudara-saudaranya, menerimanya dengna tangan terbuka, lebih-lebih karena Fransiskus
dan beberapa saudaranya telah mengenalnya di gereja Katedral kota Asisi. pada malam itu juga diadakan
upacara sederhana, pemotongan rambut Klara, ditahbiskan dan dikenakan jubah kasar yang terbuat dari bulu
domba yang belum diberi warna sehingga tetap berwarna abu-abu. Sementara jubah yang Fransiskus dan
pengikutnya berwarna cokla seperti buruh petani. Selanjutnya pada malam itu juga , Klara diantara ke biara
Benediktin untuk beberapa waktu. Sampai Uskup Guido memberinya sebuah gedung gereja San Damiano.
Fransiskus sendiri senantiasa memberi pendampingan secara khusus kepada Klara, sampai akhir hayatnya.
Teladan hidup Klara sedemikian menarik, sehingga adiknya, Agnes mengikuti jejak kakaknya, menjadi
pengikut Fransiskus.
Dikarenakan berawal dari Klara yang menetap di biara Benediktin, maka anggaran dasar setempat terpaksa
dipraktekkan dalam kehidupannya sebagaimana dianjurkan oleh Kardinal Hugolinus. Paus Innocentius IV
tidak lama kemduian mengeluarkan peraturan khusus bagi Klara dan pengikutnya:
Pertama: agar suster-suster disatukan dengan ordo laki-laki (artinya Klara dan pengikutnya mengikuti
peraturan para pengikut Fransiskus, bukan para Benediktin)
62