Page 43 - PEMBINAAN POSTULAN
P. 43

Pembinaan Postulan
                   Kedua: dikeluarkannya anggaran dasar baru yang mengijinkan para suster memiliki penghasilan tetap
                   dan kepemilikan (biara), ini berarti bahwa Klara tidak lagi mengikuti cara hidup Benediktin, tetapi
                   Fransiskan.

            Meskipun  telah  ada  peraturan  khusus  bagi  Klara  maupun  saudari-saudarinya,  namun  Klara  masih
            berkeinginan memiliki Anggaran Dasar sendiri yang telah lama disiapkannya. Perjuangannya untuk memiliki
            Anggaran Dasar sendiri melalui jalur yang sangat panjang, yang berakibat ia menderita sakit. Berita tentang
            sakitnya Klara terdengar oleh Paus Innocentius IV yang tatkala itu tengah berkunjung ke Perugia dan Asisi,
            segera  beliau  menengoknya.  Kedatangan  Bapa  Paus  dimanfaatkan  oleh  Klara  untuk  minta  pengesahan
            Anggaran Dasarnya. Akhirnya pada tanggal 9 Agustus 1253, Anggaran Dasarnya mendapatkan pengesahan
            Paus Innocentius IV, namun 2 (dua) hari kemudian ia menghadap Sang Mempelai Agung yang hanya satu-
            satunya dan yang sangat dicintainya yakni Yesus Kristus, dengan masih menggenggam Anggaran Dasar yang
            telah disusunnya sejak tahun 1247, dengan inspirasi dari Surat Fransiskus.

        3.  SPIRITUALITAS
                                                                                             10
            Inilah pola Hidup  yang  ditulis  oleh Fransiskus  bagi  saudari-saudari San  Damiano . Berselang beberapa
            waktu  Klara  setelah  para  saudari-saudari  menetap  di  San  Damiano  atas  perintah  Bapa  Uskup  Guido.
            Fransiskus lalu mengarang lagi bagi mereka sebuah “Pola Dasar Hidup” yang pendek.

            Dalam Bab IV Anggaran Dasarnya Klara mengutip sebagaian dan dalam Wasiat dari Santo Fransisus “Pola
            Dasar Hidup” ituah  yang bagi Klara serta “Nyonya-nyonya Miskin” menjadi landasaan bagi  gaya hidup
            mereka. tidak seluruh “Pola Dasar Hidup” itu tersimpan bagi kita, hanya sebagian tercantum dalam Anggaran
            Dasar yang ditulis Klara bagi ordo Saudari-saudari Miskin. Dalam Pola Dasar Hidup tersebut Fransiskus
            memuji Nyonya-nyonya Miskin karena telah memilih cara hidup sesuai dengan kesempurnaan Injil, yaitu
            dengan memberikan harta miliknya kepada orang-orang miskin dan hidup dalam persekutuan tanpa milik.
            Hidup tanpa milik secara pribadi di masa itu bukanlah hal baru. Hal yang benar-benar baru ialah: Kelompok
            itu  tidak  mempunyai  harta  milik  berupa  tanah,  kebun  anggur,  sebagainya  yang  dapat  menjadi  jaminan
            penghidupannya. Dan jusru itulah yang diperjuangkan Fransiskus dan Klara.

            Hal penting selanjutnya dalam “Pola Dasar Hidup” tersebut ialah janji Fransiskus, bahwa ia sendiri serta para
            penggantinya selalu akan memperhatikan para saudari-saudarinya sama seperti memperhatikan para saudara-
            saudaranya. Hal itupun selalu diingat dan dipertahankan Klara. Saudara-saudara Dina dan Nyonya-nyonya
            Miskin di San Damiano terikat satu sama lain sedemikian rupa, sehingga pada dasarnya hanya membentuk
            satu ordo saja, tergabung melalui gaya hidup sesuai dengan pola Injil Suci dan ketaatan Klara serta putri-
            putrinya kepada Fransiskus serta pengganti-penggantinya, sebagaimana pesannya:
               Oleh karena, atas dorongan ilahi,
               kamu telah bersedia menjadi puteri dan abdi Raja Yang Mahatinggi
               dan Mahaluhur, Bapa Surgawi,
               dan kamu telah menyerahkan dirimu sebagai mempelai kepada Roh Kudus
               dengan memilih hidup menurut kesempurnaan Injil suci,
               maka aku menghendaki dan berjanji secara pribadi
               dan melalui saudara-saudaraku untuk selalu memberikan
               keprihatinan khusus kepada kamu,
               sama seperti bagi mereka.
               (PedHid)

        4.  SHARING
                   Klara begitu tertarik dengna gaya hidup, cara berkotbah Fransiskus, sehingga ia berani meninggalkan
                   istana orang tuanya. Mampukah saudara-saudari meninggalkan istana ego dan mengikuti rasa dalam
                   persaudaraan?







        10  Diambil dari “Kesempurnaan Hidup” wejangan untuk Saudari-saudari Dina oleh Santo Bonaventura, diterjemahkan oleh Dr. Alex
        Lanur, OFM
                                                             63
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48