Page 6 - PEMBINAAN PROFESI
P. 6
Pembinaan Profesi
1) Mengutus Putera-Nya yang tunggal untuk turun ke dunia (meripakan perendahan I), Ia
hidup sederhana dan cenderung miskin.
2) Dalam Karya-Nya menebus dosa manusia, Ia rela wafat di kayu salib (perendahan II)
3) Di atas altar berkenan menjadi Roti Kehidupan (hosti suci) di tangan imam untuk
diberikan kepada umat-Nya (perendahan III)
Santo Fransiskus, telah memberikan contoh hidup, tidak hanya karya tulisannya saja,
namun juga karya kehidupannya.
Karya tulis dan karya kehidupannya inilah yang hendak kita ikut:
1) Melaksanakan setiap ajaran-Nya melalui Gereja, hidup sederhana, simpati kepada
mereka yang menderita, tertindas, mengetahui kebutuhan orang lain dan mau
mengulurkan bantuan semampu kita.
2) Rasa cinta dan hormat kepada sesama umat manusia baik yang seiman ataupun tidak.
3) Seluruh karya Yesus, merupakan contoh kongkret apa yang harus dilakukan oleh
Fransiskan Sekular, penyerahan total kepada kehendak Allah atas segala rahmat, rejeki
maupun kekurangan dalam hidup dan senantiasa berusaha untuk dapat lebih baik
dengan tidak melupakan doa.
4) Menumbuhkan “bela rasa”, simpati kepada mereka yang menderita, namun sanggup
pula memanggul salib kehidupannya sendiri
5) Demgam keyakinan penuh kita telah dibabtis dalam nama-Nya, maka kita adalah
saudara dan murid-Nya, akan turut dibangkitkan dari alam maut.
6) Tetap berpegang teguh pada janji babtis untuk senantiasa menolak ajaran-ajaran sesat
dan tetap menjunjung tinggi martabat manusia serta segala ciptaan-Nya.
Artikel 11
Dengan mengingat bahwa Roh Kudus merupakan sumber dari panggilan mereka dan
penjiwa dari hidup Persaudaraan serta misi mereka, para Fransiskan Sekular hendaknya
berusaha untuk meniru kesetiaan Santo Fransiskus pada inspirasinya.
Hendaknya mereka mendengar ajakan Sang Santo untuk mendambakan di atas segala-
galanya “Roh Tuhan dan karya-karya-Nya.”
Penjelasan:
Sebagaimana diuraikan di aas (art. 8 ayat 2)
1) Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Tritunggal Maha Suci, yang dipuji dan disembah
bersama Allah Bapa dan Allah Putera.
2) Roh Kudus ini merupakan penggerak untuk berbuat baik yang berasal dari Allah
sendiri. Roh ini pula yang menaungi Bunda Maria. (Luk. 1:35) dan sebagainya
3) Roh Kudus adalah Roh Allah yang jarang kita ungkapkan dalam doa-doa kita, kalau
memang demikian hapuskanlah kebiasaan buruk tsb.
4) Kepenuhan Roh Kudus ada pada Hamba Yahwe (Yes. 61:1) yang tidak lain adalah
Yesus Kristus sendiri.
5) Sto. Fransiskus sendiri berpesan: “Karena itu terkutuklah semua orang yang (dahulu)
melihat Tuhan Yesus menurut kemanusiaannya (Pth. 1:8) mereka kutuk karena
memandang Yesus sebagai manusia biasa, karena Putera hanya dapat dilihat dalam
Roh.
6) Kesetiaan Sto. Fransiskus dalam cara melihat kehadiran Roh Kudus dalam setiap orang
yang dijumpai, dalam setiap makhluk ciptaan Tuhan.
7) Fransiskan Sekular hendaknya mampu melihat pula kehadiran Putera dalam setiap
sabda-Nya, Setiap kegiatan liturgis, setiap saudara yang dijumpai, maka Roh Tuhan
akan tinggal pada mereka dan akan memasang tempat tinggal dan kediaman di dalam
mereka. (2 SurBerim 48 b)
173