Page 10 - PEMBINAAN PROFESI
P. 10
Pembinaan Profesi
persaudaraan, adalah mendengarkan dan merayakan Firman Tuhan, meninjau kembali
kehidupan, retret-retret rohani, bantuan seorang penasehat rohani dan perayaan-perayaan
tobat. Hendaknya mereka secara teratur menerima sakramen perdamaian dan ikut serta
dalam perayaan tobat bersama, entah dalam persaudaraan atau bersama seluruh Umat
Allah.
Penjelasan:
Sebagaimana diutarakan dalam sejarah singkat OFS, Fransiskan Sekular dikenal sebagai
para pentobat dari Assisi.
Gereja senantiasa memiliki aturan yang sangat ketat dan cenderung keras, khususnya demi
kemurnian Gereja dan umat, atau orang beriman.
Bila orang beriman jatuh ke dalam dosa berat, ybs harus bertobat melalui masa pencobaan,
setelah segala tuntutan Gereja terpenuhi, mereka diterima kembali oleh Gereja. Mereka
yang melakukan pentobatan, mohon penitensi biasa disebut kaum peniten, hidup bertekun
dalam doa dan Kitab Suci. Mereka inilah yang mula-mula disebut sehagai “pentobat dari
Assisi” yang oleh Sto. Fransiskus dirangkul dan diberi petunjuk dengan berbagai aturan
hidup (1 SurBerim yang berkembang menjadi Anggaran Dasar OFS).
1) Para Fransiskan Sekular diharapkan tetap tekun dalam Kitab Suci dan pertobatan,
karena pertobatan merupakan suatu tuntunan dalam proses yang menjauhkan dari pola
berpikir dari pola hidup duniawi, beralih pada pola hidup yang mendekati diri pada
ilahi.
2) Sebagai seorang pentobat selayaknyalah bila kita senantiasa mengakui kesalahan kita
baik secara pribadi, maupun bersama dalam Ibadat. Sakramen pertobatan merupakan
suatu rahmat kepada orang yang lemah, Fransiskan Sekular hendaknya dengna segala
kerendahan mengakui bahwa kita adalah manusia lemah, karenanya rahmat pertobatan
atau rekonsiliasi senantiaa kita butuhkan. Tidak perlu harus menunggu saat menjelang
pesta Natal atau Paskah, baru menerima Sakramen Tobat.
3) Usahakan pula untuk sesering mungkin menerima Tubuh Yesus, karena:
Dialah satu-satunya yang baik, penyayang, pemurah, manis dan lembut; Dialah satu-
satunya yang kudus, adil, benar, suci dan tulus, satu-satunya yang pemurah, tak
bersalah dan murni; dari Dia, oleh Dia dan dalam Dialah segala pengampunan,
segala rahmaat dan kemuliaan untuk semua orang yang bertobat dst.
(AngTBul XXIII, 9)
2) Dalam semangat pertobatan inilah hendaknya mereka memperlihatkan cinta mereka akan
pembaharuan Gereja yang harus disertai oleh pembaharuan pribadi dan komunitor. Buah-
buah pertobatan yang merupaknan jawaban atas cinta kasih Allah adalah amal dan
interaksi mereka dengan sesama Saudara.
Penjelasan:
Kalau kita melihat Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus, tatkala Ia tergantung di kayu
salib dalam sakratul maut ada sabda-sabda-Nya yang merupakan lambang untuk memberi
silih, atau mengampuni. Ada dua orang penjahat yang disalibkan bersama Yesus, yang
seorang menghujat-Nya dan seorang lagi dengan iman dan pertobatan memohon kepada
Yesus, dan Yesus mengabulkan-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini
juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Luk. 23:43)
Jadi saudara-saudari jangan iri bahwa justru orang yang mula-mula bersama Yesus adalah
seorang penjahat, namun telah bertobat. Demikian maha pengampun-Nya Yesus Kristus
sehingga masih ada waktu untuk mohon pengampunan bagi mereka yang menyalib-Nya:
“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (23:34)
177