Page 14 - PEMBINAAN PROFESI
P. 14
Pembinaan Profesi
Sto. Fransiskus dengan tegas mengatakan: Karena itu semua saudara, baik rohaniwan
maupun awam, harus melakukan ibadat harian, puji-pujian dan doa-doa, sebagaimana
diwajibkan bagi mereka.” (AngTBul III 3). Dari pelaksanaan Ibadat Harian maka dapat
diperkirakan kadar kefransiskanan dari ybs.
5) Di segala tempat dan pada setiap waktu adalah mungkin bagi penyembah-penyembah
sejati Bapa untuk menyembah dan berdoa kepada-Nya. Namun demikian Saudara-Saudari
hendaknya berusaha mencari saat-saat hening dan hikmat yang disisihkan khusus untuk
berdoa.
Fransiskan Sekular adalah awam yang hidup di dalam masyarakat, sangat diharapkan
meeka adalah “pekerja” yang handal, baik di kantor, di pasar, di tempat mereka berkarya,
demikian pula dalam rumah tangga masing-masing, karena bekerja adalah merupakan
rahmat Tuhan Yang Maha Murah.
Sebagaimana pesan Sto. Fransiskus:
Saudara-saudara yang tahu menjalankan suatu pekerjaan, haruslah bekerja; dan mereka
boleh tetap menjalankan keterampilan yang sudah mereka ketahui, jikalau tidak
bertentangan dengan keselamatan jiwa, dan dengan pantas dapat dijalankan .... Karena
itu para hamba Allah harus selalu bertekun dalam doa atau dalam suatu pekerjaan baik.
(AngTBulVII, 3 & 12)
Di samping bekerja dengan rajin dan tekun, menyempatkan diri untuk berdoa. Dalam 1
hari ada waktu 24 jam tidak mampukah kita menyisakan sedikitnya ½ jam saja baik siang
ataupun malam, untuk berdoa menghadap Allah? Sebagai ungkpan terima kasih kita
kepada-Nya.
Perhatikan teladan Sto. Fransiskus:
Sekembalinya dari Roma, ia naik kuda karena pada waktu itu ia sakit keras dan juga
karena hujan. Akan tetapi saat mendoakan ibadat harian, dia turun dari kuda dan beridir
di tepi jalan dan basah kuyub.
Setelah selelsai ia berkata: “Kalau tubuh dengan damai dan tenang mau menikmati
makanannya, pada hal makanan itu nanti bersama dengan tubuh akan menjadi cacing;
seharusnya jiwa kita juga menerima makan dengan lebih damai dan tenang karena
makanan jiwa adalah Tuhan sendiri. (LegPer 120)
Artikel 15
1) Para Fransiskan Sekular berjanji untuk menghayati semangat Sabda Bahagia dan dengan
cara yang khusus, semangat kemiskinan. Kemiskinan Injili memperlihatkan adanya
kepercayaan kepada Bapa, membuahkan kebebasan batin, dan memungkinkan untuk
mengembangkan pemerataan kekayaan yang lebih adil.
Penjelasan:
Hidup sederhana sebagaimana ditetapkan bagi para Fransiskan Sekular adalah mengurangi
kebutuhan materi, dengna mengekang untuk kepemilikan dan kuasa yang akan
mendominasi kehidupan.
Tidak cukup kita menyederhanakan kebutuhan-kebutuhan materi saja, namun juga
harus mampu menjaga diri dair ketamakan, hasrat akan benda materi ataupun
kekuasaan. Seseorang harus senantiasa siap melepaskan otoritasianisme dalam
keluarga artinya musyawarah harus diutamakan di lingkungan kerja hindarkan
keegoan, kesombongan, dan ketamakan.
Setiap Sekular Awam hendaknya mampu meniru Yesus yang tidak tergiur oleh rayuan
kenikmatan setelah Ia melakukan puasa (Luk. 4:1-13 & pararel bdk. peristiwa Sto.
181

