Page 12 - PEMBINAAN PROFESI
P. 12
Pembinaan Profesi
Artikel 14
1) Sadar bahwa Tuhan ingin membuat kita semua menjadi satu jemaat dan bahwa Ia membuat
Gereja-Nya sebagai sakramen keselamatan universal, para Saudara dan Saudari
hendaknya giat mengadakan refleksi penuh iman atas Gereja, atas misinya di tengah dunia
dewasa ini dan atas peran Fransiskan Sekular di dalamnya. Hendaknya mereka siap
menghadapi tantangan-tantangan dan menerima tanggung jawab yang mereka temukan
dari refleksi tersebut.
Penjelasan:
Sebelum Yesus meninggalkan para murid-Nya, Ia berpesan:
Karena itu pergilah, jadikanlah segala bangsa murid-Ku dan babtislah mereka atas nama
Bapa, dan Anak dan Roh Kudus. (Mat. 28:19)
Pesan tadi membawa arti bahwa perutusan Yesus bukan untuk sekelompok bangsa,
melainkan mendunia atau universal. Sejarah dunia menunjukkan banyak kelompok yang
mengatasnamakan Yesus, yang merasa mereka yang paling benar, yang paling sesuai
dengan ajaran-Nya. Untuk sampai mengetahui pokok permasalahannya kita harus
memperlajari sejarah perkembangan gereja perdana sampai ke gereja-gereja reformasi.
Belajar sejarah bukanlah bidang kita, namun perlu sebagai pengetahuan agar tahu hal-hal
yang dipertentangkan, dan mampu mencari solusinya.
Misi Gereja adalah cinta kasih dan ini berarti pula kedamaian. Sto. Fransiskus telah
memberi teladan dan contoh hidup. Ia pergi ke Mesir dalam peristiwa Perang Salib, dalam
rangka perdamaian, hasilnya adanya pengertian dan menghormati iman masing-masing.
Mereka bukan mencari hal-hal yang tidak sama, karena akan memperuncing persoalan,
tetapi mencari persamaan, dan kebersamaan inilah yang dipertahankan. Menjaga
kebersamaan dan perdamaian merupakan tugas bersama, baik dalam kelaurga, di tempat
kerja, dalam menggereja atau dalam hidup bermasyarakat.
Aku pun menganjurkan, menasihatkan dan mengajak saudara-saudaraku dalam Tuhan
Yesus Kristus, agar sewaktu bepergian di dunia, janganlah mereka berselisih dan
bertengkar mulut dan menghakimi orang lain; tetapi hendaknya mereka murah hati dan
suka damai dan tidak berlagak, lembut dan rendah hati, sopan santun dalam berbicara
dengan semua orang dst. (AngBull III, 10,11)
2) Ekaristi merupakan pusat hidup Gereja. Di dalamnya, Kristus mempersatukan kita dengan
diri-Nya dan kita satu sama lain menjadi satu Tubuh. Maka hendaknya ekaristi menjadi
pusat hidup Persaudaraan, Saudara-saudari hendaknya ambil bagian dalam ekaristi
sesering mungkin sambil mengingat akan rasa hormat dan cinta yang ditujukan oleh Santo
Fransiskus; yang dalam ekaristi ia menghayati semua misteri kehidupan Kristus.
Penjelasan:
Ekaristi adalah sakramen paling utama, merupakan ucapan syukur atas Karya
penyelamatan Allah melalui Putera-Nya, dan umat diajak untuk bergabung dalam
persekutuan dengan Yesus. (bdk. 1 Kor. 1:9)
Sto. Fransiskus sendiri terpesona dan mengungkapkannya:
Hendaklah seluruh diri manusia gemetar, seluruh dunia bergetar dan langit bersorak-
sorai, apa bila Kristus, Putera Allah yang hidup hadir di atas altar dalam tangan imam.
Keagungan yang mengagumkan dan kesudian yang menakjubkan!
Perendahan diri yang luhur!
Keluhuran yang merendah!
Tuhan semesta alam,
179