Page 11 - PEMBINAAN PROFESI
P. 11

Pembinaan Profesi



                       Kedua  kalimat  yang  diucapkan  oleh  Tuhan  Yesus,  menunjukkan  rasa  cinta  kasihnya
                       kepada  orang  yang  mau  bertobat,  dan  juga  kepada  para  musuhnya.  Rasa  penyesalan
                       hendaknya mampu merubah sikap kita sebagaimana pesan Sto. Fransikus:
                       Hamba yang setia dan  bijaksana  ialah orang,  yang seetiap kali melukai  orang,  tidak
                       menunda-nunda menghukum dirinya dalam bathin melalui, dan secara lahiriah dengan
                       pengakuan dan pemulihan nyata.
                       (Pth XXIII,3)

                       Fransiskan Sekular hendaknya mampu pula meresapkan aturan ini:
                       “Di atas segala-galanya Ia senantiasa menginginkan takwa ilahi dan kebijaksanaan ilahi
                       serta  cinta  kasih  ilahi  Bapa  dan  Putra  dan  Roh  Kudus.  Marilah  kita  mengembalikan
                       semuanya  yang  baik  kepada  Tuhan  Allah  yang  Maha  Tinggi  dan  Maha  Luhur  dan
                       mengakui bahwa semua yang baik adalah milik-Nya.
                       (AngTBul XVII, 16-17)

                       Bila Yesus Kristus dalam sakratul maut masih berkenan mengampuni mereka yang telah
                       bertobat dan para serdadu yang menyalibkan-Nya karena kekerdilan mereka, demikian
                       pula Sto. Fransiskus telah memberi petunjuk bagi kita, lalu apa tindak lanjut kita sebagai
                       “saudara dan murid-Nya? Haruskah kita mengingkarinya?”

                       Marilah kita saling mengampuni dan mendoakan sesama kita.

                   3)  Praktek-praktek pertobatan seperti berpuasa dan berpantang yang sudah menjadi tradisi di
                       kalangan  para  pentobat  Fransiskan  haruslah  diperhatikan,  dihargai  dan  dihayati  sesuai
                       dengan petunjuk umum Gereja.

                       Penjelasan:
                       Seorang imam bangsa Yahudi yang bernama Ezra mengatakanL
                       “... aku memaklumkan puasa supaya kami merendahkan diri di hadapan Allah kami dan
                       memohon kepada-Nya jalan yang aman bagi kami, bagi anak-anak kami dan segala harta
                       benda kami.” (Ezr. 8:21)

                       Tradisi bangsa Yahudi sebelum masa pembuangan tsb, dan dilanjutkan oleh Yesus sendiri
                       sebagaimana dikisahkan oleh penginjil Matius:
                       Dan  setelah  berpuasa  empat  puluh  hari  dan  empat  puluh  malam,  akhirnya  laparlah
                       Yesus.” (Mat. 4:2)

                       Apa  yang dilakukan oleh Yesus dilanjutkan oleh Gereja, dan Hukum Gereja memberi
                       kelonggaran Kan 1252:
                       Pantang dari makan daging atau dari makanan lainnya seturut ketentuan Konferensi Wali
                       Gereja hendaknya dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali jika hari Jumat
                       itu kebetulan jatuh pada salah satu hari yang terhitung hari raya; sedangkan pantang dan
                       puasa hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu dan hari Jumat Agung memperingati
                       sengsara dan Wafat Tuhaan Kita Yesus Kristus.

                       Kan 1252 dan 1253 memberi perincian dan semakin meringankan puasa.
                       Stp. Fransiskus memberi petunjuk:
                       Demikian pula semua saudara harus berpasa dari pesta semua orang kudus sampai Natal,
                       dan dari Efipani, ketika Tuhan kita Yesus Kristus memulai puasa-Nya sampai Paskah
                       (AngTBul)

                       Bagi Fransiskan Awam minimal mengikuti peraturan dan petunjuk KWI.


                                                            178
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16