Page 17 - PEMBINAAN PROFESI
P. 17

Pembinaan Profesi



                       Tatkala malaikat Gabriel mengutarakan salam dan maksud kehadirannya, Maria masih
                       sempat  mengungkapkan  keherannya;  bagaimana  mungkin,  karena  ia  tidak  bersuami,
                       namun malaikat mengatakan bahwa Roh Kudus akan senantiasa menaungi dan ia percaya
                       akan  menjadi  Bunda  Putera  Allah.  Dalam  kunjungannya  ke  rumah  Elisabeth,  seluruh
                       pewartaaan malaikat terbukti Ia semakin yakin akan seuruh karunia istimewa atas dirinya.
                       Lalu kata Maria:
                              “Jiwaku memuliakan Tuhan,
                              dan hatiku bergembira karena Tuhan Allah juru selamatku,
                              sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hati hambanya.
                              Sesungguhnya mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku bahagia.”
                              (Luk. 1:48-48)

                       Artinya  bahwa  Maria  dengna  segala  kerendahan  hati  mau  meninggalkan  dirinya
                       (keegoannya) demi Sabda dan kesetiaanya terhadap panggilannya.

                       Santo  Paulus  melihat  kesemuanya  dalam  terang  ilahi  menuliskan:  “Oh,  alangkah
                       dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah ! Sungguh tak terselidiki keputusab
                       jalan-jalan-Nya. (Rom. 11:33). Maria yang seturut dengan kehendak abadi Yang Maha
                       Tinggi  sangat  tepat  dan  selaras  dengan  rencana  Allah.  Sejak  awal  mula  Maria
                       melaksanakan  ketaatan  iman  dengan  menyerahkan  diri  kepada  makna  pewartaan  oleh
                       Allah.

                       Dalam peristiwa salib, tatkala ia berdiri di kaki salib, secara manusiawi dapat dikatakan
                       bahwa Maria adalah “saksi pengingkaran kata malaikat”, bagaimana tidak hancur hatinya
                       melihat Puteranya tergantung di kayu salin.
                       Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan...  Ia sangat  dihina,
                       sehingga  orang  menutup  mukanya  terhadap  Dia  dan  bagi  kitapun  Dia  tidak  masuk
                       hitungan, sebagai orang yang terbinasa (bdk. Yes. 53:3-5). Namun bagi Bunda Maria,
                       kesemuanya itu adalah Rencana Tuhan, betapa perkasanya iman seorang Maria “penilaian
                       Allah yang tak terselami” (Rom. 11:33).

                       Masih di kaki salib, ketika Yesus melihat ibu dan seorang murid-Nya, Ia berkata “Ibu,
                       inilah anakmu” dan kepada murid-Nya Ia berkata “Inilah ibumu”. Semenjak itu Maria
                       “menjadi”  ibu  para  murid  Yesus.  Marilah  melangkah  mundur  sejenak,  peristiwa
                       perkawinan di Kana, ketika Maria atas inisiatifnya sendiri tergerak hatinya untuk minta
                       pertolongan pada Yesus agar seseorang tidak mempermalukan.

                       Bila atas inisiatif Maria sendiri, tidak ditanggapi oleh Yesus, maka ia akan dipermalukan
                       di depan umum, baik yang memiliki hajat karena kehabisan anggur maupun Maria sendiri,
                       Yesus berkenan memberi pertolongan, meski belum waktu-Nya menunjukkan “siapa Dia”
                       yang sebenarnya. Apa lagi sekarang, di mana Maria sudah dinyatakan sebagai Ibu para
                       murid-Nya yang juga termasuk kita, dan ini berarti pula bahwa Yesus adalah saudara kita,
                       sudah sepantasnya kita mohon kepada Yesus melalui perantaraan Bunda-Nya.

                       Bunda Maria adalah pusat segala kebaktian (devotion) suatu penyerahan diri sepenuh hati
                       agar  kita  tanggap  kepada  kehendak-Nya.  Sto.  Fransiskus  sangat  yakin  akan  seluruh
                       rencana Allah, maka ia menyapa Maria dengan Perawan yang dijadikan Gereja, artinya
                       seluruh  hidup  dan  doa  hendaknya  bertolak  dari  kepenuhan  iman  Bunda  Maria,  untuk
                       kemudian menuju ke seluruh Gereja, karena kesemuanya adalah rencana Allah. Di antara
                       wanita  di  dunia  tidak  dilahirkan  seorang  pun  sama  dengan  dikau  (Antifon  Ibseng)
                       menunjukkan Marialah satu-satunya orang beriman yang harus kita hormati, baik melalui
                       doa ataupun devosi-devosi kita.


                                                            184
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22