Page 103 - Tesis S2 Unpad
P. 103
87
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mendalam dengan informan yang
mengetahui dan terlibat dalam pelaksanaan klaim pelayanan pasien, diketahui
bahwa pelaksanaan klaim pelayanan pasien era JKN belum optimal, pengajuan
klaim dari rumah sakit belum lengkap 100% (seratus persen) masih ada pengajuan
susulan setiap bulanya, kemudian dalam pengajuan klaim rumah sakit kepada
BPJS masih terdapat perbedaan persepsi antara rumah sakit dengan BPJS, seperti
kelengkapan administrasi, ketepatan koding dan grouping.
Hasil penelitian diketahui bahwa dalam pelaksanaan klaim masih ditemukan
koding diagnosis yang tidak tepat, kurang jelas karena menggunakan bahasa
singkatan yang tidak sesuai dengan penulisan kaidah ICD 10 dan ICD 9 CM,
sehingga ini dapat menimbulkan keraguan, menyulitkan petugas koding dan
grouping melakukan tugasnya. Kesalahan dalam melakukan koding dan grouping
akan memengaruhi pelaksnaan klaim dan bisa menyebab risiko kerugian atau
fraud di rumah sakit.
Hasil wawancara dan pengamatan diagnosis yang tidak jelas, menggunakan
singkatan serta tidak sesuai dengan penulisan kaidah ICD 10 dan ICD 9 CM
disebabkan karena diagnosis ditulis oleh dokter PPDS, yang mana dokter PPDS
masih memiliki pengetahuan yang kurang bagaimana menulis diagnosis yang
sesuai dengan kaidah ICD 10 dan ICD 9 CM.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dyah bahwa penyebab tidak
terverifikasi diagnosis utama disebabkan diagnosis yang dituliskan dokter
menggunkan singkatan, 34% kode diagnosis tidak akurat disebabkan dokter
sering menuliskan diagnosis kurang spesifik seperti yang diisyaratkan ICD 10