Page 134 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 134
suasana kebatinan tersebut, HMI Cabang Kendari berupaya
berkomunikasi kepada berbagai pihak agar dapat memahami posisi
HMI. Guna mencegah perpecahan, Ahmad Lassang berdialog dan
bersosialisasi dengan anggota HMI Cabang Kendari untuk memberi
penjelasan tentang situasi yang akan dihadapi pada kongres di
Padang. Sementara Abdul Zainuddin Napa melakukan dialog
dengan alumni, militer, pemerintah agar dapat memahami posisi
HMI.
Patut dicatat, delegasi HMI Cabang Kendari yang akan
berangkat ke kongres terpecah menjadi dua kubu yakni garis keras
dan kompromistis. Kelompok garis keras yakni menolak fasilitas
tiket yang telah disediakan pemerintah melalui Menpora Abdul
Gafur. Kelompok lain yakni menerima ajakan dari pemerintah
dimaksud.
Mengetahui akan situasi tersebut, maka salah seorang
alumni ditemani oleh Kadit Sospol saat itu (Ady Mangilep)
membujuk pada kelompok yang menolak fasilitas yang telah
disediakan oleh pemerintah tersebut. Tetapi kelompok ini dengan
tegas menolaknya dan bersikukuh tidak ingin menandatangani
keinginan dari alumni tersebut. Akibat penolakan tersebut, maka
kelompok tersebut tetap berangkat ke kongres meski
menggunakan sarana transportasi kapal lewat Bau-Bau bersama
rombongan lain yang cukup banyak. Bahkan, salah seorang delegasi
karena muak dengan intervensi memilih untuk menggunakan
kendaraan darat berupa bis dari Surabaya ke Padang dengan lama
perjalanan selama 4 hari. Sementara itu kelompok yang menerima
tawaran dari pemerintah berangkat ke kongres menggunakan
pesawat terbang.
Jadi saat itu, ada dua rombongan yang berangkat yakni naik
kapal laut dan pesawat udara. Dari situasi inilah yang kemudian
menimbulkan ketegangan internal di tubuh HMI Cabang Kendari.
Pada saat perjalanan ke kongres di atas Kapal Rinjani, atas dasar
115

