Page 148 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 148
baik dari sisi sosial, politik, budaya, dan agama. Rasa gundah gulana
hati makin menjadi-jadi, berlanjut dengan diskusi seputar
kehidupan nyata, terutama dengan teman-teman yang juga
memiliki cara pandang sama. Muawiyah bertemu dengan Haslinda
yang dapat berdiskusi tentang berbagai isu. Saat bertemu berdiskusi
berbagai topik baik terkait dengan dunia kampus, masyarakat,
politik, hingga persoalan internasional.
Kedua sahabat ini memang ingin membuktikan bahwa
sebagai kader HMI tidak hanya terfokus pada teori-teori yang
diajarkan di kelas, tetapi juga berupaya dalam aksi nyata. Keduanya
ingin merealisasikan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat
dan lingkungan sekitar. Kepedulian ini dapat diwujudkan melalui
beberapa tindakan, seperti lomba busana, lomba azan, menghafal
ayat-ayat pendek.
Sebagai mahasiswa yang telah mengikuti bastra, muncul
kebanggaan tersendiri. Muawiyah sering membawa majalah Panji
Masyarakat dan Prisma. Pada masa lalu, kedua media ini merupakan
bagian dari sejarah intelektual dan aktivisme HMI. Sebagaimana
diketahui bahwa kedua majalah ini memberikan wawasan dan
pemikiran kritis yang berpengaruh terhadap perkembangan
intelektual dan perjuangan HMI dalam konteks sosial politik di
Indonesia.
Saat membaca majalah prisma di dalamnya banyak
ditemukan artikel-artikel tentang ideologi, teori politik, ekonomi,
dan pemikiran-pemikiran mendalam. Penulisnya juga banyak tokoh-
tokoh HMI dengan latar belakang akademis kuat. Sementara
majalah Panji Masyarakat memiliki peran penting dalam
menyebarkan pemikiran dan Gerakan HMI serta berbagai wadah
untuk memperkenalkan gagasan-gagasan Islam progresif.
Majalah panji masyarakat didapatkan di toko buku Ade. Saat
itu di Kendari baru terdapat dua toko buku yakni di lokasi Kawasan
kota tua yang kini sudah tergusur bernama Toko Mawar. Sementara
129

