Page 149 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 149
yang kedua yakni Toko buku Ade, yakni di samping kediaman
Ahmad Al Jufri, saat itu masih berdinding papan. Bangunan tua, saat
ini juga sudah dipugar dan bangunan lama sudah menjadi
berdinding tembok.
Majalah Prisma yakni hanya tersedia di Jalan Bunga Nusa
Indah dengan lapak kecil depan kampus lama Unhalu saat itu. Nama
lapaknya yakni perintis yang sejajar dengan tempat cuci foto hitam
putih. Muawiyah menuturkan saat itu beberapa aktivis HMI memiliki
koleksi Majalah Prisma seperti Haslinda dan Zulkifli Joenoes.
6.5 Merintis Kegiatan Intermediate Training (LK II)
Pada era tahun 87, pengkaderan di HMI Cabang Kendari
yakni melanjutkan proses yang sudah dirintis pada periode
sebelumnya. Konteks perkaderan, yakni masih berada pada jaman
orde baru. Sebagai salah satu elemen mahasiswa, peran HMI
Kendari yakni agar anggota yang sudah mengikuti bastra memiliki
kemampuan untuk merespons perubahan sekaligus menavigasi
situasi politik lokal yang penuh tantangan.
Saat itu, sekretariat HMI Cabang yakni di Gang Alif, depan
Masjid Nurul Falah Kemaraya. Zainuddin Napa bercerita pada masa
itu, banyak anggota yang sering hadir di sekretariat karena
kehadiran salah satu alumni HMI dari Jakarta yakni Samuel Koto. Ia
banyak memberikan kajian filsafat, sehingga mampu menambah
wawasan peserta diskusi tentang berbagai konsep penting dalam
kehidupan agama, sosial, politik. Kajian seperti ini biasanya sangat
penting dalam perkembangan intelektual anggota HMI.
Ada juga sosok Ahmad Yani, dari HMI Surabaya sering
berinteraksi dengan kader-kader HMI Cabang Kendari. Sosok ini
merupakan asisten pribadi Gubernur Alala. Melalui posisi Ahmad
Yani, pengurus HMI Cabang Kendari memiliki akses khusus dengan
Gubernur Alala. Dapat juga menyebut sosok Nasir Sonda (wartawan
130

