Page 32 - 8731_Andisipengendangcilik
P. 32

“Kalian sangat membanggakan. Bapak menilai

          ini  sebuah tim kesenian ebeg anak-anak  yang indah.
          Kamampuan  kalian tak kalah indah dengan kelompok
          dewasa. Dua minggu lagi kalian akan Bapak pentaskan
          pada  acara selamatan desa. Apakah kalian sanggup?”
          tanya Pak Sarjo sambil memberikan semangat berlatih.


                 “Yeeeee  ...  kami  senang,  Pak!”  teriak  anak-anak
          kompak.


                 “Tapi ingat!” jari  telunjuk  Pak Sarjo  mengacung
          ke langit. Ia menekan kuat telunjuknya  sambil
          menggenggamkan empat jari lainnya di depan wajahnya.
          “Bapak tidak menjadikan   kalian pemain ebeg yang

          bisa  mendem  ‘mabuk   kesurupan’.  Kalian  hanya  fokus
          menari dengan indah. Kalian masih anak-anak, belum
          saatnya mengenal   roh  halus.  Jadi, jangan ada yang

          berpikir nantinya kalian akan mendem saat pentas,”
          tegas Pak Sarjo sambil melihat anak-anak yang sedang
          memperhatikan nasihat-nasihatnya.


                 “Lalu bagaimana dengan kostum kami, Pak?”  tanya
          Tungky.  Pak Sarjo lupa memikirkan kostum penari. Ia
          tidak bisa segera menjawabnya. Pikirannya menerawang
          jauh sambil mencari-cari suatu tempat  yang menjual
          kostum untuk anak-anak. Setidaknya ada  penyewaan

          kostum  tari.  Ah! Kalau  penyewaan kostum  tari lain
          pasti banyak, tetapi untuk tari ebeg mana mungkin ada.
          Selama ini ebeg hanya untuk orang dewasa. Kostum yang



              22
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37