Page 10 - Majalah POM Vol.6/No.3/2024
P. 10

Ruang Utama












                                                                                           Penulis  :  Putri Wiyana Utami
                                                                                           Editor  :  Fathan Nur Hamidi
                                            Grant Agreement



                                            BPOM dan WHO



                                            Menuju Transformasi


                                            Pengawasan Berstandar Global



                                            Grant Agreement BPOM dan WHO menjadi tonggak penting dalam
                                            meningkatkan akses pengawasan obat dan makanan untuk Biennium
                                            2024--2025. Kolaborasi strategis ini tidak hanya memperkuat kapasitas
           Kepala BPOM Taruna Ikrar dan Perwakilan WHO
           Representative Indonesia Roderick Salenga pada   pengawasan BPOM, tetapi juga mendorong transformasi sistem regulasi
           penandatanganan Grant Agreement BPOM dan   nasional agar lebih selaras dengan standar global.
           WHO di Jakarta, (7/10/2024).


              erja sama internasional memainkan   “Kami percaya bahwa kerja sama ini   dari peredaran obat substandar, resistensi
              peranan penting dalam         akan memperkuat sistem pengawasan   antimikroba, hingga dampak pangan
         Kpengawasan obat dan makanan.      kita, membangun kepercayaan publik   terhadap kesehatan masyarakat. BPOM
          Peredaran produk obat dan makanan   terhadap produk yang beredar di   dan WHO menyadari pentingnya memiliki
          lintas negara (borderless) membuat   Indonesia, dan mendukung transformasi   sistem regulasi yang adaptif dan berbasis
          otoritas regulatori di sejumlah negara   sektor kesehatan yang lebih baik dan   sains untuk menjawab berbagai ancaman
          merapat. Organisasi Kesehatan Dunia   berkelanjutan,” ujar Kepala BPOM Taruna   tersebut.
          (WHO) menjadi payung besar yang   Ikrar dalam sambutannya yang mendapat   Perwakilan WHO Representative
          menaungi isu-isu kesehatan global.   apresiasi hangat dari para undangan.”  Indonesia Roderick Salenga menyebut
          Karena itu, BPOM terus menjalin kerja   Sejak dimulai pada 2020, program   WHO siap bekerja sama dengan BPOM
          sama dengan WHO. Salah satunya    hibah BPOM dan WHO telah           untuk memastikan standar keamanan
          melalui penandatangan Grant Agreement   menunjukkan perkembangan signifikan.   yang lebih baik bagi masyarakat
          pada 7 Oktober 2024 sebagai langkah   Kini, memasuki tahun ketiga, kerja   Indonesia dan dunia. “WHO sangat
          strategis untuk memperkuat pengawasan   sama ini menjadi fondasi utama dalam   mengapresiasi kolaborasi erat dengan
          obat dan makanan di Indonesia.    memperkuat pengawasan, mempercepat   BPOM melalui grant agreement ini.
            Kepala BPOM Taruna Ikrar        akses produk medis, serta menjaga   Kemitraan ini mencerminkan komitmen
          mengatakan kolaborasi ini bertujuan   keamanan dan mutu produk, termasuk   bersama untuk meningkatkan akses
          mendukung pelaksanaan prioritas   obat, vaksin, obat tradisional, dan pangan   masyarakat terhadap obat-obatan dan
          pembangunan kesehatan nasional    olahan baik di tingkat nasional maupun   makanan yang aman serta berkualitas,”
          sesuai RPJMN, sekaligus memastikan   global. Dampak hibah periode 2021--  ujar Roderick Salenga.
          masyarakat mendapatkan akses lebih   2023 sangat terasa dalam peningkatan   Selain itu, WHO menekankan
          baik terhadap produk medis yang aman,   pengawasan obat dan makanan,   pentingnya kerja sama lintas negara
          berkualitas, dan terjamin mutunya.   termasuk peningkatan kapasitas   dalam pengawasan obat dan makanan.
          Dengan adanya perjanjian ini, diharapkan   laboratorium, inspeksi yang lebih intensif,   Banyak tantangan dalam pengawasan
          dapat meningkatkan kapasitas      serta penguatan sistem digitalisasi   ini bersifat lintas batas, seperti peredaran
          pengawasan obat dan makan berstandar   pengawasan.                   produk ilegal atau pemalsuan obat. Oleh
          internasional. Ini juga merupakan upaya                              karena itu, penguatan sinergi antara
          konkret dalam memitigasi risiko terhadap   Hibah untuk Negeri        BPOM, WHO, dan badan pengawas
          penggunaan obat dan makanan yang     Dalam era globalisasi, pengawasan   lainnya di kawasan Asia Pasifik menjadi
          tidak memenuhi standar, yang dapat   obat dan makanan menghadapi     salah satu fokus utama ke depan.
          membahayakan kesehatan masyarakat.  tantangan yang semakin kompleks, mulai   Dalam grant agreement terbaru ini,


      10


                     Vol.6/No.3/2024
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15