Page 354 - Badan POM Hadir #Kerja Bersama Untuk Bangsa
P. 354

BADAN POM HADIR                                                                                                     MeNDukuNg INDustRI OBAt DAN MAkANAN
            keRjA BeRsAMA uNtuk BANgsA



            Badan POM Nomor 10 Tahun 2017 tentang Penerapan Pedoman
            Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) di Unit Tranfusi Darah
            (UTD)  dan Pusat  Plasmaferesis.  Peran Badan  POM  dalam
            produksi produk darah adalah mengawasi keamanan dan mutu
            produk darah berdasarkan CPOB, memberikan sertifikasi CPOB
            kepada UTD yang lolos pengujian, dan bekerja sama lintas sektor
            pengawasan darah untuk pengembangan industri fraksionisasi
            plasma.
                Badan POM telah mengeluarkan peraturan penerapan CPOB
            untuk tranfusi darah dan pusat plasmaferesis darah, yang telah
            disosialisasikan kepada pihak­pihak terkait. Menindaklanjuti
            hal tersebut, Badan POM menyelenggarakan Bimbingan Teknis
            CPOB di seluruh UTD baik milik PMI, Rumah Sakit, maupun                                 Forum komunikasi lintas sektor pengawasan produk darah (31/07/18).
            Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, sekali­
            gus sebagai implementasi atas diberlakukannya Peraturan Ba­                             penularan penyakit yang dapat menambah beban biaya kesehatan
            dan POM Nomor 10 Tahun 2017. Penerapan CPOB di UTD ini                                  masyarakat.
            di perlukan karena Indonesia secara mandiri ingin memproduksi                               Percepatan pengembangan bahan baku obat dan produk
            produk derivat plasma (albumin, faktor VIII, faktor IX,                                 biologi memang tengah menjadi fokus pemerintah di bidang
            Imunoglobulin, dll). Untuk itu, UTD sebagai penyedia plasma                             industri farmasi. Hal ini didorong oleh kondisi industri farmasi
            ha rus mampu menyediakan bahan baku plasma yang bermutu                                 Indonesia yang hingga saat ini 90% diantaranya masih impor
            sesuai standar yang diakui secara internasional. Penerapan                              bahan baku obat untuk proses produksinya. Terlebih kebutuhan
            CPOB di UTD tidak hanya bermanfaat dalam peningkatan mutu                               produk obat dan produk biologi juga semakin tinggi, mengingat
            plasma sebagai bahan baku fraksionasi, namun juga secara                                pada saat yang sama juga terjadi pergeseran tren dari penyakit
            menyeluruh untuk darah dan komponen darah yang digunakan                                menular menjadi penyakit tidak menular yang mengedepankan
            untuk transfusi, sehingga peningkatan akses ketersediaan darah                          terapi menggunakan produk­produk biologi hasil inovasi.
            dan komponen darah yang terjamin keamanan dan mutunya                                       WHO telah menggolongkan produk derivat plasma yang
            dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.                                               berasal dari darah sebagai obat. Sejalan dengan hal tersebut,
                Di samping itu, penerapan CPOB di UTD juga merupakan                                Badan POM sebagai lembaga yang mengawasi obat dan makanan
            implementasi Inpres Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan                               di tanah air juga melakukan pengawasan terhadap Unit Transfusi
            Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Inpres                                Darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI). Dari donasi da­
            tersebut dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan produk,                                rah yang terkumpul di UTD PMI, dapat dihasilkan plasma yang
            keterjangkauan harga, penguasaan teknologi dan inovasi, serta                           merupakan  bahan  baku  untuk  obat,  misalnya  albumin dan
            kemandirian atau pengembangan industri farmasi, termasuk                                immunoglobulin. Saat ini, dengan 250 juta penduduk Indo­
            industri bahan baku obat dan alat kesehatan. Hal ini juga sejalan                       nesia sebagai sumber bahan baku plasma, Indonesia masih me­
            dengan rencana aksi percepatan pengembangan industri farmasi                            ngimpor albumin dan beberapa produk derivat plasma lainnya
            yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan melalui Permenkes                                dikarenakan belum adanya industri fraksionasi plasma nasional.
            Nomor 17 tahun 2017 tentang Rencana aksi Pengembangan                                       Badan POM selaku bagian dari pemerintah mendorong
            Industri Farmasi dan alat Kesehatan. Darah, komponen da­                                UTD PMI bersinergi dengan Kementerian BUMN mewujudkan
            rah, dan produk darah merupakan  lifesaving product, harus                              berdirinya industri fraksionasi plasma di Indonesia. Selain
            di jamin mutu dan keamanannya sebelum digunakan pada ma­                                demi tercapainya suplai yang kontinu untuk kemandirian pro­
            nusia. Darah yang tidak berkualitas dapat menyebabkan risiko                            duk  darah,  Indonesia  kelak  diharapkan  dapat  bermain pula




                 344 I tiga taHUn KinERJa Badan POM                                                                            tiga taHUn KinERJa Badan POM I 345
   349   350   351   352   353   354   355   356   357   358   359