Page 355 - Badan POM Hadir #Kerja Bersama Untuk Bangsa
P. 355

BADAN POM HADIR                           MeNDukuNg INDustRI OBAt DAN MAkANAN
 keRjA BeRsAMA uNtuk BANgsA



 Badan POM Nomor 10 Tahun 2017 tentang Penerapan Pedoman
 Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) di Unit Tranfusi Darah
 (UTD)  dan Pusat  Plasmaferesis.  Peran Badan  POM  dalam
 produksi produk darah adalah mengawasi keamanan dan mutu
 produk darah berdasarkan CPOB, memberikan sertifikasi CPOB
 kepada UTD yang lolos pengujian, dan bekerja sama lintas sektor
 pengawasan darah untuk pengembangan industri fraksionisasi
 plasma.
 Badan POM telah mengeluarkan peraturan penerapan CPOB
 untuk tranfusi darah dan pusat plasmaferesis darah, yang telah
 disosialisasikan kepada pihak­pihak terkait. Menindaklanjuti
 hal tersebut, Badan POM menyelenggarakan Bimbingan Teknis
 CPOB di seluruh UTD baik milik PMI, Rumah Sakit, maupun   Forum komunikasi lintas sektor pengawasan produk darah (31/07/18).
 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, sekali­
 gus sebagai implementasi atas diberlakukannya Peraturan Ba­  penularan penyakit yang dapat menambah beban biaya kesehatan
 dan POM Nomor 10 Tahun 2017. Penerapan CPOB di UTD ini   masyarakat.
 di perlukan karena Indonesia secara mandiri ingin memproduksi   Percepatan pengembangan bahan baku obat dan produk
 produk derivat plasma (albumin, faktor VIII, faktor IX,   biologi memang tengah menjadi fokus pemerintah di bidang
 Imunoglobulin, dll). Untuk itu, UTD sebagai penyedia plasma   industri farmasi. Hal ini didorong oleh kondisi industri farmasi
 ha rus mampu menyediakan bahan baku plasma yang bermutu   Indonesia yang hingga saat ini 90% diantaranya masih impor
 sesuai standar yang diakui secara internasional. Penerapan   bahan baku obat untuk proses produksinya. Terlebih kebutuhan
 CPOB di UTD tidak hanya bermanfaat dalam peningkatan mutu   produk obat dan produk biologi juga semakin tinggi, mengingat
 plasma sebagai bahan baku fraksionasi, namun juga secara   pada saat yang sama juga terjadi pergeseran tren dari penyakit
 menyeluruh untuk darah dan komponen darah yang digunakan   menular menjadi penyakit tidak menular yang mengedepankan
 untuk transfusi, sehingga peningkatan akses ketersediaan darah   terapi menggunakan produk­produk biologi hasil inovasi.
 dan komponen darah yang terjamin keamanan dan mutunya   WHO telah menggolongkan produk derivat plasma yang
 dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.  berasal dari darah sebagai obat. Sejalan dengan hal tersebut,
 Di samping itu, penerapan CPOB di UTD juga merupakan   Badan POM sebagai lembaga yang mengawasi obat dan makanan
 implementasi Inpres Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan   di tanah air juga melakukan pengawasan terhadap Unit Transfusi
 Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Inpres   Darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI). Dari donasi da­
 tersebut dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan produk,   rah yang terkumpul di UTD PMI, dapat dihasilkan plasma yang
 keterjangkauan harga, penguasaan teknologi dan inovasi, serta   merupakan  bahan  baku  untuk  obat,  misalnya  albumin dan
 kemandirian atau pengembangan industri farmasi, termasuk   immunoglobulin. Saat ini, dengan 250 juta penduduk Indo­
 industri bahan baku obat dan alat kesehatan. Hal ini juga sejalan   nesia sebagai sumber bahan baku plasma, Indonesia masih me­
 dengan rencana aksi percepatan pengembangan industri farmasi   ngimpor albumin dan beberapa produk derivat plasma lainnya
 yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan melalui Permenkes   dikarenakan belum adanya industri fraksionasi plasma nasional.
 Nomor 17 tahun 2017 tentang Rencana aksi Pengembangan   Badan POM selaku bagian dari pemerintah mendorong
 Industri Farmasi dan alat Kesehatan. Darah, komponen da­  UTD PMI bersinergi dengan Kementerian BUMN mewujudkan
 rah, dan produk darah merupakan  lifesaving product, harus   berdirinya industri fraksionasi plasma di Indonesia. Selain
 di jamin mutu dan keamanannya sebelum digunakan pada ma­  demi tercapainya suplai yang kontinu untuk kemandirian pro­
 nusia. Darah yang tidak berkualitas dapat menyebabkan risiko   duk  darah,  Indonesia  kelak  diharapkan  dapat  bermain pula




 344 I tiga taHUn KinERJa Badan POM       tiga taHUn KinERJa Badan POM I 345
   350   351   352   353   354   355   356   357   358   359   360