Page 359 - Badan POM Hadir #Kerja Bersama Untuk Bangsa
P. 359

BADAN POM HADIR                           MeNDukuNg INDustRI OBAt DAN MAkANAN
 keRjA BeRsAMA uNtuk BANgsA



               dalam hal ini Badan POM dinilai memiliki peran kepemimpinan
               yang penting (leading role) dalam mendorong kerjasama yang
               strategis di bidang obat, khususnya untuk mendukung keter­
               sediaan dan kemandirian (self-reliance) dalam memenuhi kebu­
               tuhan obat termasuk vaksin yang aman, bermutu, dan ter jangkau
               di negara anggota OKI.

               4.  program manajemen risiko
                   Badan POM terus berupaya  meningkatkan  kemandirian
               industri pangan olahan yang salah satunya melalui penerapan
               Program Manajemen Risiko (PMR) yang termasuk dalam
               Program Prioritas Nasional. PMR adalah program yang disusun
               dan dikembangkan untuk menjamin keamanan dan mutu
               pangan melalui pengawasan berbasis risiko secara mandiri
               oleh industri. Sesuai dengan Peraturan Badan POM Nomor 2
               tahun 2017 tentang Penerapan Program Manajemen Risiko
               Ke amanan Pangan di Industri Pangan, dimana industri yang
 Pertemuan dengan Sekretaris Jendral OKI membahas isu penting dan strategis   wajib menjalankan program PMR adalah industri Formula Bayi,
 tentang kemandirian dan keterjangkauan obat termasuk vaksin di negara anggota   Formula  Lanjutan  dan  Formula  Pertumbuhan, serta  Pangan
 OKI (14/11/17).
               Steril Komersial yang Disterilisasi Setelah Dikemas.
                   Program Manajemen Risiko ditujukan untuk menjamin pe­
 produksi obat dan vaksin. Kondisi inilah yang juga terjadi di   menuhan persyaratan keamanan, mutu dan gizi pangan serta
 beberapa negara anggota OKI, yang disebabkan juga oleh keter­
 batasan kapasitas produksi dari industri farmasi yang ada di
 negara tersebut.
 Untuk saat ini, hanya beberapa negara anggota OKI seperti
 Indonesia, Iran, Senegal, Uzbekistan, Bangladesh, Tunisia, dan
 Mesir yang memiliki kapasitas untuk memproduksi vak sin.
 Sementara sebagian besar negara anggota OKI masih meng­
 andalkan impor dari luar negara OKI untuk memenuhi kebu­
 tuhan obat dan vaksin di negaranya. Menyadari hal ini, pada
 14 November 2017 lalu dilakukan pertemuan dengan Sekretaris
 Jendral OKI, HE Dr. Yousef Bin Ahmed Al­Othaimeen untuk
 membahas isu penting dan strategis tentang kemandirian dan
 keter jangkauan obat termasuk vaksin di negara anggota OKI.
 Salah satu produsen obat di Indonesia yaitu PT. Bio Farma
 memiliki  produk  vaksin  terbanyak  yang  mendapatkan  pre­
 kualifikasi dari WHO, sehingga diizinkan menyuplai vaksin ke
 sejumlah negara termasuk ke 48 negara OKI. Pada Desember
 2017, PT. Bio Farma ditunjuk sebagai Center of Excellence (CoE)
 bidang vaksin bagi negara­negara OKI. Karena itu Indonesia,




 348 I tiga taHUn KinERJa Badan POM       tiga taHUn KinERJa Badan POM I 349
   354   355   356   357   358   359   360   361   362   363   364