Page 37 - Intensifikasi Pengawasan Pangan Nataru 2020
P. 37
Judul : BPOM Rilis Lokasi Temuan Pangan Ilegal Jelang Natal dan Tahun
Baru
Nama Media : suara.com
Tanggal : 23 Desember 2019
Halaman/URL:https://www.suara.com/health/2019/12/23/152707/bpom-rilis-lokasi-
temuan-pangan-ilegal-jelang-natal-dan-tahun-baru
Tipe Media : Online
Menjelang perayaan Natal dan
Tahun baru, Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM) menemukan
3,97 miliar rupiah pangan Tidak
Memenuhi Ketentuan (TMK) dari
1.152 sarana distribusi pangan (ritel,
importir, distributor, grosir) selama
bulan Desember 2019.
Guna melindungi masyarakat dari
konsumsi pangan yang tidak memenuhi ketentuan, BPOM telah melakukan
pengawasan dan identifikasi di sejumlah daerah.
“Sejak awal Desember 2019, Badan POM melalui 33 Balai Besar atau Balai POM dan
40 Kantor Badan POM di kabupaten atau kota seluruh Indonesia telah melakukan
intensifikasi pengawasan pangan di wilayah kerja masing-masing, baik secara mandiri
maupun bekerja sama dengan berbagai lintas sektor terkait,” ungkap Kepala Badan
POM RI, Penny K. Lukito dalam konferensi pers yang dihadiri Suara.com, Senin
(23/12/2019) di Jakarta Pusat.
Disampaikan pula bahwa kegiatan intensifikasi pengawasan pangan ini rutin
dilakukan Badan POM untuk mengantisipasi beredarnya produk yang tidak memenuhi
syarat, sekaligus dalam rangka melindungi masyarakat dari konsumsi produk yang
berisiko bagi kesehatan.
Ada pun beberapa lokasi banyak ditemukan produk pangan tidak memenuhi
ketentuan. Berdasarkan lokasi temuan, pangan ilegal banyak ditemukan di Bengkulu,
Banten, Gorontalo, Riau, Bali, Papua, Sulawesi Tengah, Jawa Tengah, Lampung dan
Sulawesi Utara.
"Dengan jenis produk berupa Bahan Tambahan Pangan (BTP), teh kering, bumbu,
minuman berperisa, dan AMDK. Temuan pangan kedaluwarsa banyak ditemukan di
Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Bengkulu, Sulawesi Tenggara, Papua Barat,
Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Aceh, dan Kalimantan Selatan dengan
jenis produk minuman serbuk, bumbu, minuman kopi, makanan ringan, dan tepung,"
beber Penny.
Sementara temuan pangan rusak banyak ditemukan di Sulawesi Selatan, Papua
Barat, Nusa Tenggara Barat, Nanggroe Aceh Darussalam, Kalimantan Selatan,