Page 83 - Intensifikasi Pengawasan Pangan Nataru 2020
P. 83

"Target  utama  BPOM  rantai  distribusi  produk  pangan  di  sisi  hulu,  yaitu  importir,
               distributor  atau  sarana  grosir  berskala  besar,  terutama  yang  memiliki  rekam  jejak
               pelanggaran," katanya.


               Hingga 19 Desember 2019, BPOM sudah memeriksa 2.664 sarana distribusi pangan,
               seperti distributor dan toko grosir. Terungkap, 1.152 di antaranya terkategori TMK.



               "Karena mereka menjual produk ilegal atau tidak izin edar, rusak termasuk bocor atau
               penyok kalau kaleng dan kedaluwarsa," jelasnya.



               Terkait produk pangan, Penny memaparkan, BPOM menemukan 188.786 kemasan
               pangan  TMK.  Dengan  rincian,  50,97  persen  pangan  ilegal,  42,98  persen  pangan
               kedaluwarsa, dan 6,05 persen pangan rusak. Menurut dia, jika ditotal bisa mencapai
               Rp 3,97 miliar.



               "Total  ditemukan  188.768  kemasan  TMK  dari  5415  item,  di  antaranya,  96.216
               kemasan  (pangan)  ilegal.  Sebanyak  81.138  kemasan  kedaluwarsa  dan  11.414
               kemasan rusak," katanya.



               Penny mengungkapkan, pihaknya melakukan pemeriksaan lebih luas pada tahun ini
               apabila dibanding tahun 2018. Langkah ini antara lain mendeteksi 23.770 kemasan
               produk pangan lebih banyak dari tahun lalu.


               "Karena 40 kantor kami aktif mengawasi," katanya.



               Penny mengingatkan kepada sarana distribusi pangan yang sebelumnya kedapatan
               menjual pangan TMK untuk tidak lagi memajang produk di etalase mengedarkannya.



               "Pada sarana akan diberi peringatan keras, penghentian sementara kegiatan, sanksi
               administrasi, dan penindakan  secara  hukum.  Sementara,  untuk  pangan,  akan  ada
               penarikan produk hingga pencabutan izin edar."
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88