Page 87 - Intensifikasi Pengawasan Pangan Nataru 2020
P. 87

Judul          : Waspada! Makanan Ilegal dan Kedaluwarsa Masih Beredar
               Nama Media : magelangekspres.com
               Tanggal        : 24 Desember 2019
               Halaman/URL:https://magelangekspres.com/2019/12/24/waspada-makanan-ilegal-
                                dan-kedaluwarsa-masih-beredar/
               Tipe Media  : Online



               MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA  –  Masyarakat  diminta  untuk  memeriksa
                                                                   makanan dan minuman yang dijual di
                                                                   pasar  dan  swalayan.  Sebab  jelang
                                                                   Natal dan Tahun Baru masih banyak
                                                                   makanan  ilegal  dan  kedaluwarsa
                                                                   yang beredar.

                                                                   Kepala  Badan Pengawas  Obat  dan
                                                                   Makanan  (BPOM)  Penny  K  Lukito
                                                                   mengatakan  pihaknya  menemukan
                                                                   produk  pangan  tidak  memenuhi
                                                                   ketentuan  senilai Rp3,97  miliar  dari
                                                                   1.152  sarana  distribusi  selama
                                                                   Desember  2019.  Temuan  tersebut
               merupakan  hasil  sidak  33  Balai  Besar/Balai  POM  dan  40  Kantor  BPOM  di
               kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

               Dibeberkannya, hingga 19 Desember 2019, pemeriksaan telah dilakukan pada 2.664
               sarana  distribusi  pangan.  Hasilnya  menunjukkan  1.152  (43,24  persen)  sarana
               distribusi tidak memenuhi ketentuan karena menjual produk pangan tanpa izin edar,
               rusak, dan kedaluwarsa.

               “Total yang berhasil ditemukan sebanyak 188.768 kemasan (5.415 item) pangan tidak
               memenuhi  ketentuan  dengan  perincian  50,97  persen  (96.216  kemasan)  pangan
               ilegal; 42,98 persen (81.138 kemasan) pangan kedaluwarsa; dan 6,05 persen (11.414
               kemasan) pangan rusak,” katanya di Jakarta, Senin (23/12).

               Dijelaskannya,  berdasarkan  lokasi  temuan,  pangan  ilegal  banyak  ditemukan  di
               Bengkulu,  Banten,  Gorontalo,  Riau,  Bali,  Papua,  Sulawesi  Tengah,  Jawa  Tengah,
               Lampung dan Sulawesi Utara dengan jenis produk berupa Bahan Tambahan Pangan
               (BTP),  teh  kering,  bumbu,  minuman  berperisa,  dan  air  minum  dalam  kemasan
               (AMDK).

               Temuan pangan kedaluwarsa banyak beredar di Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara
               Timur, Bengkulu, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, Maluku Utara, Nusa Tenggara
               Barat, Maluku, Aceh, dan Kalimantan Selatan dengan jenis produk minuman serbuk,
               bumbu, minuman kopi, makanan ringan, dan tepung.

               “Sementara  temuan  pangan  rusak  banyak  ditemukan  di  Sulawesi  Selatan,  Papua
               Barat,  Nusa  Tenggara  Barat,  Nanggroe  Aceh  Darussalam,  Kalimantan  Selatan,
               Bengkulu,  Sulawesi  Barat,  Nusa  Tenggara  Timur,  Sumatera  Utara,  Kepulauan
   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92