Page 25 - INTENSIFIKASI RAMADHAN 2019
P. 25

https://money.kompas.com/read/2019/05/20/140035226  dengan jenis susu kental manis, sereal, minuman
               /ramadhan-bpom-sita-produk-pangan-tak-layak-edar-
               senilai-rp-34-miliar                             teh, ikan kalengan, makanan ringan, dan lainnya,"
                                                                papar Penny.
               Ramadhan,  BPOM  Sita  Produk  Pangan
               Tak Layak Edar Senilai Rp 3,4 Miliar
               JAKARTA,  KOMPAS.com  -  Memasuki  minggu
               ketiga  bulan  Ramadhan,  Badan  Pengawas  Obat
               dan Makanan (BPOM) RI mengamankan berbagai
               produk  pangan  Tidak  Memenuhi  Ketentuan
               (TMK) dengan total nilai keekonomian mencapai
               lebih dari Rp 3,4 miliar. "Kami telah menemukan
               berbagai  produk  pangan  tak  memenuhi
               ketentuan lebih dari Rp 3,4 miliar sampai tanggal
               10  Mei  2019,"  ucap  Kepala  BPOM  RI  Penny  K
               Lukito di Jakarta, Senin (20/5/2019).

               Sampai  tanggal  10  Mei  2019,  BPOM  telah
               melakukan pemeriksaan terhadap 1.834 sarana
               ritel dan distribusi pangan yang terdiri dari 1.553
               sarana ritel dan 281 sarana gudang distributor.
               Dari pemeriksaan 796 sarana distribusi, 170.119
               kemasan  produk  pangan  rusak,  kedaluwarsa,
               dan ilegal.
               Penny  menjelaskan,  temuan  produk  TMK  dan
               besaran nilai keekonomian hingga Rp 1,2 miliar
               meningkat dibanding periode yang sama tahun
               2018. "Data tahun 2018, pemeriksaan dilakukan
               terhadap  1.726  sarana  ritel  pangan.  Dari  591
               sarana  ritel  tersebut  terdapat  temuan  TMK
               sebanyak  110.555  kemasan  dengan  nilai
               keekonomian Rp 2,2 miliar. Dari data itu terlihat
               adanya peningkatan," katanya.
               Menurut Penny, peningkatan yang signifikan itu
               terjadi  karena  semakin  meluasnya  cakupan
               pengawasan  BPOM.  "Tahun  ini  lebih  luas
               cakupan wilayahnya sekitar 10 persen dibanding
               tahun 2018. Sampai 10 Mei ini pengawasan kami
               lakukan  di  seluruh  Balai  Besar  BPOM  dengan
               kantor  baru  di  40  kota  dan  kabupaten,"  jelas
               Penny.

               Lebih  lanjut,  Penny  memaparkan  temuan
               pangan-pangan  kedaluwarsa,  ilegal,  dan  rusak
               rata-rata berada di wilayah terpencil dan terluar
               wilayah RI. "Pangan-pangan kedaluwarsa, rusak,
               dan  ilegal  lebih  banyak  ditemuan  di  Kendari,
               Jayapura,  Mimika,  Palopo,  Bima,  Banda  Aceh,
               Gorontalo, Makassar, Bau-Bau, dan Banjarmasin
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30