Page 30 - INTENSIFIKASI RAMADHAN 2019
P. 30
https://www.ayosemarang.com/read/2019/05/20/39019/ terkait yang gencar melakukan sosialisasi serta
bpom-temukan-takjil-berbahan-formalin-yang-sangat- komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada
berbahaya masyarakat dan pelaku usaha.
BPOM Temukan Takjil Berbahan
Formalin yang Sangat Berbahaya
JAKARTA, AYOSEMARANG.COM--Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Penny Lukito
mengatakan sebagian besar temuan BPOM untuk
pangan jajanan berbuka puasa (takjil) di
berbagai kota di Indonesia hingga pertengahan
Ramadhan tahun ini dicampur bahan berbahaya
formalin.
Dalam jumpa persnya di Jakarta, Senin, Penny
mengatakan dari hasil intensifikasi BPOM
terhadap bahan berbahaya yang banyak
disalahgunakan pada pangan yaitu formalin
39,29 persen, boraks (32,14 persen) dan
rhodamin B (28,57 persen).
Dia mengatakan prosentase itu diambil dari
2.804 sampel yang diperiksa oleh petugas BPOM
di berbagai kota di Indonesia.
Sementara itu, kata dia, terdapat 83 sampel atau
2,96 persen pangan takjil tidak memenuhi syarat
(TMS).
TMS itu, kata dia, dikelompokkan menjadi empat
kategori yaitu agar-agar, minuman berwarna,
mie dan kudapan.
Penny mengatakan apabila dibandingkan dengan
data intensifikasi pangan pada 2018, tahun ini
terjadi penurunan persentase
produk takjil yang TMS.
Pada pelaksanaan intensifikasi tahap III tahun
2018, kata dia, sampel yang tidak memenuhi
syarat sebesar 5,34 persen.
"Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran
dan pemahaman pedagang takjil yang
kebanyakan merupakan ibu rumah tangga
terhadap keamanan pangan semakin
meningkat," katanya.
Penny mengatakan hal itu tidak terlepas dari
upaya BPOM bersama kementerian dan lembaga