Page 27 - INTENSIFIKASI RAMADHAN 2019
P. 27

https://republika.co.id/berita/ramadhan/kabar-   Ia menambahkan, temuan bahan berbahaya yang
               ramadhan/prsjg5458/bpom-minta-masyarakat-jeli-saat-  banyak disalahgunakan pada pangan takjil yaitu
               beli-takjil-dan-parsel
                                                                formalin 39,29 persen, boraks 32,14 persen, dan
               BPOM  Minta  Masyarakat  Jeli  Saat  Beli        rhodamin B 28,57 persen.
               Takjil dan Parsel

               REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama bulan suci
               Ramadhan,  banyak  penjual  yang  menjajakan
               sajian  berbuka  puasa  atau  takjil.  Menjelang
               Lebaran,  di  antara  mereka  juga  menjual  parsel
               atau  bingkisan  yang  berisi  makanan  dan
               minuman ringan.

               Badan  Pengawas  Obat  dan  Makanan  (BPOM)
               mengingatkan  masyarakat  untuk  selalu  cermat
               sebelum membeli. Menurut Kepala BPOM Penny
               K  Lukito,  konsumen  hendaknya  membeli  takjil
               hanya di tempat-tempat yang terjamin higienis.
               Pastikan pula, produk-produk yang dibeli berasal
               dari distributor yang baik.
               "Beli  produk  takjil  di  tempat  yang  higienis.
               Kemudian, beli parsel di tempat distributor atau
               ritel  yang  berkualitas,"  ujarnya  saat  konferensi
               pers  di  Kantor  Pusat  BPOM,  Jakarta,  Senin
               (20/5).

               Penny  juga  meminta  masyarakat  untuk  selalu
               mengecek kemasan, label, izin edar, dan tanggal
               kedaluwarsa  sebelum  memutuskan  membeli.
               "Saya  kira  masyarakat  masih  bisa  melihatnya
               (label di kemasan --Red)," sebut dia.

               Masyarakat juga diimbau dapat mengembalikan
               parsel  atau  takjil  yang  sudah  terlanjur  dibeli
               kalau  akhirnya  dibuktikan  produk  sudah
               kedaluwarsa  atau  tak  layak  konsumsi.  Pada
               intinya,  jangan  sampai  kesehatan  publik
               terganggu karena mengonsumsi produk yang tak
               layak edar.
               Sebelumnya,  BPOM  merilis  data,  dari  2.804
               sampel  takjil,  masih  terdapat  83  sampel  atau
               sekira 2,96 persen yang tidak memenuhi syarat.
               Pengambilan  seluruh  sampel  ini  dilakukan  di
               berbagai kota se-Indonesia.

               "Takjil  tak  memenuhi  syarat  (TMS)  ini
               dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu
               agar-agar, minuman berwarna, mi, dan kategori
               kudapan," ungkap Penny.
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32