Page 102 - Badan POM Serahkan Sertifikat CPOB kepada PT Biotis untuk Dukung Produksi Vaksin Merah Putih
P. 102
Judul : Vaksin Merah Putih Unair Diklaim Menjanjikan
Nama Media : republika.co.id
Tanggal : 18 Agustus 2021
Halaman/URL:https://repjabar.republika.co.id/berita/qy19lk485/vaksin-merah-putih-
unair-diklaim-menjanjikan
Tipe Media : Online
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Vaksin
Merah Putih masih terus dikembangkan
Universitas Airlangga (Unair). Vaksin
Covid-19 buatan dalam negeri ini diklaim
menjanjikan dan kini ada di fase uji
preklinik tahap kedua.
Ketua peneliti vaksin Merah Putih dari
Unair, Fedik Abdul Rantam menjelaskan,
vaksin sudah sampai tahap uji preklinis
tahap I dan II. Dalam uji preklinis fase I,
mereka menemukan hasil yang baik dari sisi imunogenisitas dan keamanannya.
Toksisitas di dalamnya juga baik dan pendekatan respons imunnya tidak hanya
respons humoral melainkan seluler.
"Menghasilkan sesuatu yang menjanjikan. Ini yang menjadi dasar kami
mengembangkan fase preklinik kedua yang sekarang sedang berjalan," katanya saat
konferensi virtual Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bertema Penyerahan
Sertifikat cara pembuatan obat yang baik (CPOB/GMP) Fasilitas Fill&Finish Vaksin
Covid-19 kepada PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia, Rabu (18/8).
Untuk sementara, pihaknya mencatat beberapa respons imun seluler kemudian
antibodi vaksin yang menunjukkan tren yang lebih baik. Fedik melanjutkan, dosis
vaksin yang diberikan sejauh ini berfungsi. Pihaknya berharap vaksin itu sesuai
dengan kebutuhan masyarakat Indonesia sehingga bisa menimbulkan antibodi yang
lebih baik.
Unair terus memantau uji preklinis yang saat ini belum bisa memberikan hasil secara
keseluruhan karena penelitiannya belum selesai. Oleh karena itu, pihaknya mengakui
kerja sama dengan perusahaan farmasi swasta PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia
perlu komitmen bersama.
Pihaknya menilai, komitmen PT Biotis sangat tinggi karena biaya vaksin yang
menggunakan platform inactived virus itu jauh lebih besar. Mereka memerlukan
sarana prasarana yang terstandar nasional dan internasional, termasuk GMP.
Karena itu, pihaknya juga berkomitmen vaksin tidak berhenti dipantau usai diproduksi.
Kejadian di lapangan sangat perlu dilihat. Oleh karena itu, pihaknya mengakui
redesain juga perlu disiapkan karena untuk pengembangan vaksin.