Page 164 - Gadis_Rempah
P. 164

“Aku pikir kamu sedang bahagia. Aku tidak ingin  “Oya, gimana hadiah dari Kemenparekraf? Masih
 menunjukkan kesedihanku padamu. Itulah kenapa Mbak  aman, ‘kan?”
 Widya akhir-akhir ini sering meneleponku untuk mengantar
                   Arumi tersenyum, “Masih amanlah ... masa aku pakai
 Haikal berobat ke rumah sakit. Sampai akhirnya, dokter  buat jajan?”
 menyuruhnya opname. Genap lima hari Haikal dirawat
                   “Hahaha …,” Arumi dan Dinda tertawa bersamaan.
 sampai pagi tadi dokter mengizinkan pulang,” tutur Dinda
 sambil menarik napas panjang.   “Pasti ibumu senang sekali, Arumi.”
                   Arumi mengangguk. “Bukan hanya itu. Ibu juga
 “Bagaimana Haikal sekarang? Sudah sehat?” Arumi
               mendukung rencana Paman Yanuar untuk mendirikan kafe
 memberanikan diri bertanya.
               rempah impianku.”
 Dinda mengangguk pelan, “Ya. Sudah jauh lebih baik.  “Oh ya?” Dinda terkejut. Kedua bola matanya membesar
 Hanya masih sering menolak makan.”  seketika.

 “Cobalah beri sari temulawak, kunyit, dan madu. Itu  “Paman Yanuar menyerahkan rumah kontrakannya
               untuk menjadi kafeku. Dinda ... kamu harus bantu-bantu
 dapat membantu meningkatkan selera makan, Din.”
               aku ya ….”
 Dinda kembali hanya mengangguk-angguk mendengar
                   “Wait-wait, bantu apa dulu nih. Bantu renovasi rumah?
 saran Arumi.
               Aku mana bisa?”
 “Arumi ….”        “Ya nggaklah. Nanti ada timnya pamanku yang akan
 “Hmm ….”      bongkar rumah itu dan percantik sesuai konsep kafe
               rempah yang aku desain. Kamu bantu aku sebagai manajer
 “Kenapa ya berita sedih sering kali Tuhan kirimkan di
               keuangan ya ... aku gak  pandai urusan hitung-hitungan
 saat yang seharusnya kita bisa bahagia?”
               begitu.”
 “Hmm ... apa ya Din? Mungkin maksud Tuhan agar kita
                   “Wah tenang saja kalau begitu. Itu kesukaan aku. Terus,
 tidak over bahagia yang membuat kita jadi lupa bersyukur.”
               terus ….”
 “Benar juga, ya,” ucap Dinda.
                   “Saran Paman Yan begini: aku manajer di kafe itu.
 Arumi tersenyum melihat mendung di wajah Dinda  Semua desain interior, desain produk, desain seragam
 berangsur cerah.  karyawan, sampai merchandise  aku yang buat. Aku juga
               pengelola harian kafe itu. Nah, untuk urusan menu semua



 155  Bab 11 — Dinda, kau di mana?               Gadis Rempah  156
   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169