Page 331 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 331

JONATHAN BLACK
           wol digunakan sebagai karpet, dan Attila—yang secara hariah “ayah
           kecil”—menerima para tamunya dengan mengenakan pakaian
           linen sederhana, tanpa hiasan permata ataupun emas. Ia minum—
           secukupnya—dari mangkuk kayu dan makan dari piring kayu. Ia
           tidak menunjukkan emosi selama tanya-jawab tersebut, kecuali
           ketika anak bungsunya tiba, yang ia usap-usap di bawah dagu dan
           dipandangnya dengan tatapan bangga.
              Juga dikatakan bahwa ketika Attila menaklukkan kota Kristen
           Korintus, ia murka mendapati ada pelacur di setiap sudut jalan. Ia
           memberi mereka pilihan, apakah mau menikahi salah satu dari anak
           buahnya atau diasingkan.
              Kalaupun Attila bukan raksasa rakus dalam imajinasi populer,
           tetap saja benar bila dikatakan bahwa seandainya ia berhasil men-
           duduki Kekaisaran Romawi, ini akan menjadi bencana bagi evolusi
           kesadaran manusia.
              Bangsa Romawi takut kepada Attila melebihi ketakutan mereka
           kepada musuh-musuh yang lain. Attila tidak akan membiarkan
           bangsanya hidup di wilayah Romawi atau membeli barang-barang
           asal Romawi. Ketika menyerbu wilayah-wilayah Romawi, ia
           membalikkan Romanisasi, menghancurkan bangunan-bangunan
           Romawi—dan ia juga mengambil ribuan pon emas dari Roma se-
           bagai upeti. Ketika pada 452 ia pada akhirnya menguasai Roma
           itu sendiri, Kaisar mengutus Leo, Uskup Roma, untuk bertemu
           dengannya.
              Calon Paus Leo merundingkan sebuah kesepakatan dengan Attila
           dengan ketentuan di mana Honoria, putri Kaisar, akan menjadi
           istrinya, bersama mas kawin berupa ribuan pon emas.
              Pada titik ini Attila percaya bahwa ia telah meraih ambisinya
           untuk mengambil alih Kekaisaran Romawi dan menguasai dunia.
              Attila dan kaumnya mempraktikkan shamanisme. Dalam semua
           pertempuran, Attila dibimbing—secara bijaksana—oleh para
           pendeta-shamannya. Kegemparan hebat yang membangkitkan
           kengerian dari pasukan Hun yang pergi berperang terdiri dari
           lolongan anjing, gemerencing senjata, suara trompet dan lonceng.
           Semua ini dimaksudkan untuk memanggil batalion orang mati,
           arwah dari para leluhur mereka, agar bertarung bersama mereka.


           320

                                                         pustaka-indo.blogspot.com
   326   327   328   329   330   331   332   333   334   335   336