Page 332 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 332

TIRANI PENDETA
             Mereka juga secara shamanistis menyeru pada jiwa-jiwa kawanan
             karnivora, serigala dan beruang, untuk merasuki mereka dan mem-
             beri mereka kekuatan supernatural.


             KARENA KITA SEDANG membahas invasi bangsa barbar dari Timur,
             di sini mungkin tempat yang tepat untuk berhenti sejenak guna
             membahas shamanisme. Kata “shaman” berasal dari kata benda
             bahasa Tungus-Mongol yang berarti ‘orang yang tahu’.
                Shaman, sejak zaman invasi barbar sampai sekarang, telah
             menggunakan berbagai macam teknik—Mircea Eliade telah
             menyebutnya “teknik ekstase kuno”—untuk memasuki kondisi
             trans: tabuhan gendang dan tarian ritmis, hiperventilasi, mutilasi
             diri yang menggila, perampasan sensorik, dehidrasi, kurang tidur—
             dan juga tanaman-tanaman psikoaktif, termasuk ayahuasca, kaktus
             peyote, jamur ergot. Penelitian terbaru oleh William Emboden,
             Profesor Biologi di California State University, dan yang lainnya juga
             telah membuatnya tampak mungkin bahwa obat-obatan digunakan
             untuk membangkitkan kondisi trans dalam pusat-pusat Misteri—
             misalnya, minuman kykeon   di Eleusis dan bakung air biru, yang
             diminum bersama opium dan akar mandrake, di Mesir kuno.
                Para ilmuwan juga telah mengisolasi sebuah enzim di dalam
             otak yang merangsang kondisi trans ini. Penelitian tampaknya
             menunjukkan bahwa 2 persen di antara kita memiliki kadar
             dimethyltryptamine  cukup tinggi yang secara alamiah terjadi di
             dalam otak untuk memberi kita kondisi-kondisi trans yang spontan
             dan tanpa sengaja. Tampaknya juga mungkin bahwa kita semua
             memiliki kadar yang lebih tinggi hingga usia remaja, ketika suatu
             proses kristalisasi terjadi, yang membungkus kelenjar pineal tersebut
             dan menghambat fungsinya. Bagi kita semua, teknik-teknik kuno
             atau yang semacamnya ini diperlukan.
                Para antropolog telah memperhatikan bahwa catatan-catatan
             tentang pengalaman shamanistis di banyak kebudayaan yang ber-
             beda menunjukkan adanya suatu perkembangan melalui tahap-
             tahap yang sama.
                Pertama, tahap menghilangnya dunia pancaindra, dan suatu
             kesadaran akan perjalanan menembus kegelapan. Rasa sakit yang


                                                                         321

                                                         pustaka-indo.blogspot.com
   327   328   329   330   331   332   333   334   335   336   337